Bagi beberapa wanita, gagasan untuk menjadi seorang ibu sangat menakutkan sehingga mereka jadi refleks menolak kenyataan yang ada.
Efek dari stres berat tersebut dapat membuat mereka menganggap bahwa kram perut yang dialami hanya sekadar gejala kembung atau masuk angin, padahal itu sebenarnya adalah tanda perdarahan implantasi.
Ditambah lagi ketika stres, tubuh akan menghasilkan lebih sedikit kadar hormon HCG sehingga mungkin tidak terdeteksi secara akurat oleh tes.
Kombinasi dua kondisi ini dapat membuat beberapa wanita tidak tahu bahwa dirinya sedang hamil dan berisiko keguguran.
Baca Juga: Demi Konten Instagram, Syahrini Rela Duduk Ngemper dan Letakkan Tas Mewah Ratusan Juta di Tangga
Apa bahayanya?
Menurut dr Christine Greves, dokter kandungan dari Ohio, ada banyak risiko yang akan didapat apabila wanita tidak tahu kalau sedang hamil.
Jika seorang wanita tidak menyadari kehamilannya, ia bisa melewatkan pentingnya perawatan prenatal (cek kandungan) dan minum vitamin hamil.
Kurangnya asupan gizi yang memadai selama kehamilan dapat menghambat proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Selain itu, wanita yang tidak tahu dirinya sedang hamil dan masih melanjutkan kebiasaan buruk seperti minum alkohol atau merokok, juga dapat membahayakan keselamatan si janin.
Begitu pula jika wanita tersebut memiliki penyakit seperti diabetes atau tekanan darah tinggi, tapi tidak tahu dirinya sudah hamil.
Penyakit yang diidapnya dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan saat melahirkan, yang dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi.
Oleh karena itu, memang cukup riskan ketika ibu mengalami cryptic pregnancy.
(*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |