Pada satu titik, ia mengalami infeksi mata yang buruk, tetapi terlepas dari itu, hidup sangat menyenangkan.
Audun menjelaskan rutinitasnya selama tinggal di hutan kepada Daily Mail, "Kami akan bangun sendiri sebelum matahari terbit ketika kabut masih mengelilingi pepohonan. Saat matahari menghangatkan hutan, kami duduk di teras, bersantai, mengobrol, dan minum minuman panas.
“Lalu kami akan memberi makan babi semi-liar dengan sagu. Setelah itu, kami bebas merencanakan pekerjaan apa pun yang kami inginkan. Pekerjaan bisa untuk berburu monyet, kelelawar, atau udang sungai. Membuat peralatan, kano, panah, keranjang dan sebagainya.
“Biasanya, kami beristirahat sejenak di siang hari, dan kemudian kami akan selalu memiliki aktifitas sosial. Rumah terbuka, dan pengunjung sering datang atau kami akan mengunjungi seseorang untuk gosip dan berita.
“Ketika gelap datang, kami duduk di dalam di sekitar lampu minyak. Saya membaca banyak buku ketika saya di sana.
Baca Juga: Hindari Konsumsi 5 Makanan ini Kalau Ingin Wajah Glowing Tanpa Andalkan Skincare
"Kadang-kadang kami membuat karya seperti keranjang rajutan. Hari-hari penuh dengan variasi yang lambat, tapi entah bagaimana waktu terus berjalan tanpa sadar."
Audun mengatakan bahwa ketika dia pertama kali bertemu Aman Paksa, warga suku tidak memiliki mesin, listrik, atau bahkan konsep uang.
Namun seiring waktu yang dia habiskan bersama mereka, Audun telah melihat budaya mereka mulai menghilang ketika mereka menjadi semakin tertarik untuk bergabung dengan dunia modern.
Pada satu waktu, Aman Paksa memotong rambutnya, mulai mengenakan pakaian Barat dan pergi mencari pekerjaan di kota.
Tapi dia segera kembali, membeli wig sehingga potongan rambut pendeknya tidak menonjol di kalangan warga suku.
Audun mengatakan itu menyedihkan tetapi tidak mengelak bahwa cara hidup orang Mentawai pada akhirnya akan hilang.
"Saya pikir kita akhirnya akan menemukan keseimbangan antara alam dan modernitas," katanya, "tapi sayangnya, saya curiga bahwa banyak spesies dan ekosistem akan hilang. sebelum kita melakukannya."
(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Tinggalkan Hidup Mapan, Pria Norwegia Ini Tinggal di Hutan Bersama Suku di Indonesia, Tak Kapok Meski Mata Terinfeksi dan Makan Kelelawar
3 Kali Kawin Cerai, Dewi Perssik Blak-blakan Ingin Taaruf, Gak Jadi Gaet Mayor Teddy?
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |