Dengan kontrol kehamilan yang teratur, maka PJB dapat dihindari atau dikenali secara dini.
2. Kenali faktor risiko pada ibu hamil
Jangan mengabaikan faktor risiko pada ibu hamil, yaitu penyakit gula.
Kadar gula darah harus dikontrol dalam batas normal selama masa kehamilan, usia ibu di atas 40 tahun, ada riwayat penyakit dalam keluarga seperti diabetes, kelainan genetik down sindrom, dan penyakit jantung dalam keluarga.
Perlu waspada ibu hamil dengan faktor resiko meskipun kecil kemungkinannya.
3. Pemeriksaan antenatal juga dapat mendeteksi adanya PJB pada janin dengan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini sangat tergantung saat dilakukannya USG.
Umumnya, PJB dapat terdeteksi pada saat USG dilakukan pada paruh kedua kehamilan atau pada kehamilan lebih dari 20 minggu.
Apabila terdapat kecurigaan adanya kelainan jantung pada janin, maka penting untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan fetal ekokardiografi.
Dengan pemeriksaan ini, gambaran jantung dapat dilihat dengan lebih teliti.
4. Hindari ibu hamil dari risiko TORCH
Pencegahan dapat dilakukan pula dengan menghindarkan ibu dari risiko terkena infeksi virus TORCH (Toksoplasma, Rubela, Sitomegalovirus dan Herpes).
Skrining sebelum merencanakan kehamilan.
Skrining ini yang juga dikenal dengan skrining TORCH, yang merupakan hal rutin dilakukan pada ibu-ibu hamil di negara maju, namun di Indonesia skrining ini jarang dilakukan oleh karena pertimbangan finansial.
Lakukan imunisasi MMR untuk mencegah penyakit morbili (campak) dan rubella selama hamil.
5. Batasi konsumsi obat tertentu
Konsumsi obat-obatan tertentu saat kehamilan juga harus dihindari karena beberapa obat diketahui dapat membahayakan janin yang dikandungnya.
Baca Juga: Miliki Segudang Manfaat, 3 Jenis Buah-buahan Ini Baik untuk Kesehatan Hati dan Ginjal
Penggunaan obat dan antibiotika bisa mengakibatkan efek samping yang potensial bagi ibu maupun janinnya.
Penggunaan obat dan antibiotika saat hamil seharusnya digunakan jika terdapat indikasi yang jelas.
Prinsip utama pengobatan wanita hamil dengan penyakit adalah dengan memikirkan pengobatan apakah yang tepat jika wanita tersebut tidak dalam keadaan hamil.
Biasanya terdapat berbagai macam pilihan, dan untuk alasan inilah prinsip yang kedua adalah mengevaluasi keamanan obat bagi ibu dan janinnya
6. Hindari paparan sinar X
Ibu hami perlu menghindari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen berulang pada masa kehamilan.
7. Jauhi paparan asap rokok
Hindari paparan asap rokok baik aktif maupuin pasif dari suami atau anggota keluarga di sekitarnya.
Baca Juga: Bingung Nggak sih, Makan Sedikit dan Jarang Ngemil tapi Cepat Gemuk? Begini Penjelasan Ahli
8. Jauhi polusi asap kendaraan
Hindari polusi asap kendaraan dengan menggunakan masker pelindung agar tidak terhisap zat-zat racun dari karbondioksida.
(*)
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini
Source | : | Kompas.com,intisari |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Ayu Wulansari K |