Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kabar mengejutkan kembali hebohkan dunia.
Sebanyak 73 orang tewas dan ribuan lainnya terluka ketika dua ledakan besar mengguncang Beirut, ibu kota Lebanon.
Ledakan yang berlokasi di kawasan pelabuhan itu mengguncangkan seluruh ibu kota, mengguncang bangunan, dan menebarkan kepanikan di antara warganya.
Kepulan asap berwarna oranye membubung ke langit setelah ledakan kedua terjadi.
Diikuti gelombang kejut mirip tornado yang menyapu Beirut.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan, sebanyak 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian disinyalir menjaid penyebab insiden.
Pupuk itu, kata PM Diab, disimpan selama bertahun-tahun dalam gudang di tepi laut.
"Memicu bencana alam dalam setiap arti," kata dia. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Lebanon, sebanyak 73 orang tewas dan 3.700 orang terluka di seantero ibu kota dalam insiden tersebut. Dilansir AFP, Selasa (4/8/2020).
Diab menegaskan, mereka segera menggelar penyelidikan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab.
"Apa yang terjadi hari ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima akibatnya," janjinya.
Kerugian akibat sebuah bencana ledakan memang tidak bisa main-main.
Selain kerugian materi, nyawa juga bisa melayang.
Salah satu akibat dari insiden ini bagi tubuh manusia adalah pecahnya gendang telinga.
Mungkin kamu masih ingat ledakan bom bunuh diri di Terminal Bus Kampung Melayu pada Rabu (24/5/2017) malam.
Diwartakan Tribunnews.com, seorang mahasiswa bernama Jihan (17) mengalami gendang telinga pecah akibat ledakan tersebut.
Pasalnya posisi Jihan memang cukup dekat dengan lokasi ledakan.
"Gendang telinga saya pecah mas dua-duanya. Pengang gitu mas, kaya orang kemasukan air gitu mas dengung, soalnyakan lumayan deket posisi saya sama kenceng jugakan ledakannya," tutur gadis yang masih bersekolah di Universitas Azzahra itu.
Dia mengaku, bagian punggungnya masih sangat sakit karena sempat tertancap benda seperti kawat yang ada di tubuhnya.
Adapun gendang telinga yang pecah itu tergantung dari besar kecil ukurannya.
Semakin kecil maka semakin cepat untuk bisa menutup sendiri.
Namun jika lebar harus dilakukan operasi penambahan gendang telinga (tympanoplasty).
Juga tergantung apakah terkena infeksi atau tidak.
Jika kena infeksi, maka kesembuhan spontan lebih lama.
Baca Juga: Menjelajah Bagian Dalam Hagia Sophia dengan Virtual Tour, Megah!
Dikutip Grid.ID dari Tribun Lampung, agar gendang telinga yang pecah tidak terkena infeksi serta mempercepat penyembuhannya, maka sebaiknya menghindari faktor-faktor penyebab infeksi.
Seperti kemasukan air, kebiasaan mengorek telinga, dan sering terkena flu atau pilek.
Gendang telinga atau membran tympani adalah selaput atau membran tipis yang memisahkan telinga luar dan telinga dalam.
Ia berfungsi untuk menghantar getaran suara dari udara menuju tulang pendengaran di dalam telinga tengah.
Gendang telinga secara anatomi dibagi 2, yaitu pars tensa (tegang) dan pars flaksida.
1. Pars tensa
Sebagain besar gendang telinga merupakan pars tensa, terdiri dari 3 lapis, bagian luar lanjutan kulit liang telinga, di tengah jaringan ikat, dan bagian dalam yang mengarah ke telinga tengah merupakan lanjutan mukosa telinga tengah.
2. Pars flaksida
Bagian atas gendang telinga (daerah atiq), hanya terdiri dari dua lapis tanpa jaringa ikat di bagian tengah.
Oleh karena itu, jika kamu terjebak dalam sebuah peristiwa ledakan, segera tutup telinga untuk memilimalisir pecahnya gendang telinga.
Kemudian, berlarilah ke tempat yang aman.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |