Sementara ribuan orang tewas seketika akibat serangan itu, yang lain akan menyerah karena cedera, keracunan radiasi, leukemia, kanker, dan efek samping lainnya.
Pada akhir tahun 1945, diperkirakan 140 ribu orang tewas akibat ledakan di Hiroshima.
Sebanyak 74 ribu lainnya kehilangan nyawa dalam rentang waktu yang sama setelah ledakan bom di Nagasaki.
Enam hari setelah serangan Nagasaki, Jepang menyerah dan mengakhiri Perang Dunia II.
Setelah ledakan itu, Terumi Tanaka teringat dirinya berjalan-jalan di kota untuk mencari kerabatnya.
Namun sayang sekali ia hanya untuk menemukan korban yang terbakar parah dan terhuyung-huyung melalui puing-puing kota yang dulunya hidup.
Terumi Tanaka lalu menemukan kakeknya yang terluka parah dan memberinya air dengan meletakkan sapu tangan basah di mulutnya sebelum meninggal.
Bibi dan pamannya juga tewas dalam serangan itu, kata Terumi Tanaka kepada Reuters.
Menurut Kampanye Internasional Penghapusan Senjata Nuklir, setidaknya ada 13.400 senjata nuklir di dunia ini.
Sejak hari yang menentukan di tahun 1945 itu, Terumi Tanaka telah menjadi pendukung perlucutan senjata nuklir.
Tapi hari ini, dia khawatir dunia akan melupakan kehancuran dan penderitaan akibat perang nuklir begitu orang-orang yang selamat dari Hiroshima dan Nagasaki meninggal dunia.
"Setelah semua penyintas bom atom hilang," katanya kepada Reuters, "Saya khawatir apakah orang akan benar-benar memahami apa yang kami alami".
(*)
Source | : | People |
Penulis | : | Silmi Nur Aziza |
Editor | : | Deshinta Nindya A |