"Bila melihat gejala klinis yang terlihat maka penyakit ini lebih mirip demam berdarah. Seperti demam trombocytopenia dan perdarahan, bisa berupa gusi berdarah dan bercak di kulit," imbuhnya.
Sebagai langkah antisipasi, Dicky menyarankan untuk melakukan skrining setiap produk import dan juga orang asing yang masuk wilayah Indonesia.
Ia juga menjelaskan, skrining untuk STFS berbeda dengan Covid-19 yang menggunakan PCR (Polyemerase Chain Reaction).
Pada STFS, skrining yang dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, termasuk serum darah.
Baca Juga: Nikita Mirzani Ungkap Sempat Ingin Rujuk dengan Mantan Suami: Dia Juga Kepikiran Kayak Gitu!
Selain itu, ia juga menyebut bahwa tingkat fatalitas dari penyakit ini tergolong kecil.
Namun, pada lansia yang berisiko tinggi, fatalitasnya bisa mencapai 10 persen.
Lebih lanjut, dijelaskan melalui laman Times of India, memang infeksi ini pada manusia memiliki tingkat kematian kasus yang tinggi (tingkat awal 30%).
Sejak penemuannya, jumlah kasus telah meningkat secara signifikan, dengan tingkat kematian kasus saat ini sekitar 10–16%, data ini menurut Sistem Informasi China untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Kompas.com,times of india,covid19.go.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |