"Saat SMW dimandikan, keluarga terkejut melihat korban membuka mata dan matanya berkedip hidup lagi, itu sekira pukul 07.00 WIB," ucapnya.
Lantaran kondisi SMW cukup lemah, pihak keluarga menghubungi petugas medis Puskesmas Lumbang.
Oleh petugas medis SMW sempat diberi oksigen karena denyut jantung lemah.
"Sempat diberi selang oksigen beberapa saat oleh petugas medis karena denyut jantung korban tidak bisa terdeteksi oleh alat medis serta tekanan darah 60," ucapnya.
Sayangnya, setelah setengah jam mendapat penanganan medis, nyawa SMW tak dapat ditolong.
"Jadi gak lama kemudian sekira jam 08.00 itu korban kembali dinyatakan meninggal," katanya.
Baca Juga: Nggak Nyangka, Ternyata Ikan Mujair Simpan 5 Bahaya Ini Buat Tubuh, Nomor 4 Geli Banget!
Setelah kembali dinyatakan meninggal, jenazah SMW pun kembali dirawat dan dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Lambangkuning, Probolinggo.
Penjelasan Medis
Ketua Tim Dokter Otopsi, dr. Ida Bagus Gede Surya Putra Pidada menjelaskan hal tersebut.
"Jadi, saya melihatnya, kalau jenazah masih bisa berkedip, ini berarti sel-sel masih ada yang berfungsi," ujar Surya seperti dilansir Grid.ID dari Kompas.com.
Menurut Putra, berdasarkan ilmu tanatologi (ilmu yang mempelajari tentang kematian), ada dua penggolongan tanda-tanda kematian yakni primer dan sekunder.
Ia menjelaskan, tanda-tanda kematian primer yakni berhentinya napas, sistem sirkulasi jantung, dan sistem saraf.
Sedangkan, tanda-tanda kematian sekunder yakni muncul lebam pada mayat, ada perubahan suhu menjadi lebih rendah, dan mulai proses pembusukan.
Selain itu, ada kondisi di mana mayat mengalami tanda-tanda kematian primer dan berhenti secara permanen, yang dinamakan mati somatis.
Cabang Restoran Raffi Ahmad Dikeluhkan Tutup, Bagaimana Kondisi Asli Bisnis Rojo Sambel Sekarang?
Source | : | Kompas.com,Tribun Jatim |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nesiana |