Laporan Wartawan Grid.ID, Anggita Nasution
Grid.ID - Raffi Ahmad mengawali kariernya sejak usia 15 tahun.
Saat itu dirinya masih mendapat peran pembantu di sinetron 'Tunjuk Satu Bintang' di tahun 2002.
Setelah berhasil membintangi peran pembantu, nama Raffi Ahmad mulai sering muncul di beberapa sinteron dan FTV, salah satunya Senandung Masa Puber.
Saat menjadi peran pembantu, Raffi Ahmad hanya dibayar Rp 500 ribu, itu tidak cukup untuk transport dari Bandung ke Jakarta.
Ditambah lagi ia harus menyewa hotel untuk bermalam.
Namun hal itu tidak membuat Raffi Ahmad menyerah begitu saja.
Justru dalam moto hidupnya tidak ada kata menyerah.
"Buat saya menyerah itu tidak ada kata menyerah, kalo kita cape kita boleh istirahat sejenak tapi setelah itu kita kembali ke track kita mengejar mimpi kita," ujar Raffi Ahmad dikutip di YouTube Beritapagi.id.
Salah satu orang yang berjasa di awal kariernya adalah sang papa.
Almarhum Munawar Ahmad selalu mendampinginya di awal kariernya.
"Dulu saya shooting ke mana-mana itu dianter almarhumah papa saya, saya dibayar honor pertama kali Rp 500 ribu itu shooting dari Bandung ke Bogor itu naik bus, mungkin itu nggak cukuplah, tapi ya itu nggak boleh menyerah, itu adalah proses yang harus dilalui," tutur Raffi Ahmad.
Beberapa pesan dari almarhum Papa hingga saat ini masih diterapkan suami Nagita Slavina itu, seperti bekerja bukan karena uang tapi biarlah uang yang datang karena kita bekerja.
Selain itu, Raffi selalu menyisihkan uangnya untuk berbagi pada siapapun.
"Sampe papa saya bilang, jangan kita bekerja itu karena uang, tapi biarlah uang yang akan datang kepada kita karena kita bekerja."
"Karena kalo kita bekerja karena uang, kayanya manusia takutnya ada ambisi, biarlah kita naik step by step. Dan dulu saya percaya banget rejeki yang kita punya kita harus berbagi pada siapapun," ujar Raffi Ahmad.
Namun, suatu ketika salah satu orang yang berjasa dalam hidupnya, yaitu sang papa meninggal dunia.
Di titik itu Raffi merasa itu semua akhir dari semuanya di hidupnya.
Karena di usianya yang 16 tahun, ia harus menjadi tulang punggung keluarga, menghidupi ibu dan adik-adiknya.
"Waktu itu papa saya meninggal umur saya 16 tahun, saya pikir papa saya meninggal itu akhir dari semuanya."
"Karena saya merasa umur saya 16 tahun, apa saya bisa untuk menanggung ibu dan adik-adik saya, tapi memang papa saya selalu bilang, jangan takut, karena Allah itu pasti memberikan cobaan yang kita pasti bisa lewatin asal kita ikhlas," kata Raffi Ahmad.
Nasihat lainnya dari sang papa untuknya adalah bangun tali silaturahmi.
Silaturahmi itu penting, karena bisa mendatangkan rezeki.
Hingga kini, Raffi masih menerapkan itu semua, meski sudah mendapat gelar Sultan Andara.
"Papa saya selalu bilang, sapa emua orang, silaturahmi itu penting, karena Allah memberikan rejeki bukan hanya uang, tapi pertemuan, nafas kita, bertemu sama orang."
"Bertemu sama orang itu rejeki, kalo saya ketemu orang, orang itu nggak ngeliat bisa saya sapa duluan," tutur Raffi Ahmad.
Hidupnya yang kini bergelimang harta itu memang merupakan hasil kerja kerasnya selama ini.
Namun berbagi rezeki pada siapapun yang membutuhkan tidak akan membuat uangnya habis, justru dari berbagi Tuhan akan datangkan rezeki yang luar biasa.
"Jangan pernah takut, Allah akan memberikan rejeki luar biasa kalo kita ikhlas," ucap Raffi Ahmad.
Pada intinya untuk mencapai tujuan jangan pernah menyerah.
Tetap harus bersyukur dalam keadaan apapun.
"Jangan pernah menyerah, menyerah itu kalo kita udah menutup mata. Intinya bersyukur si," ujar Raffi Ahmad.
(*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Anggita Nasution |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |