Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kabar duka tengah menyelimuti penyanyi dengan khas suara serak, Cakra Khan.
Pasalnya, Cakra mengabarkan sang ayah telah meninggal dunia, pada Jumat (21/8/2020).
Manajer Cakra Khan, Ilham Khalis turut membenarkan kabar meninggalnya Hermana, ayah Cakra Khan.
Bahkan, Ilham juga mengungkapkan jika sang ayah telah menderita stroke selama satu tahun terakhir.
Menurut Ilham Khalis, ayah Cakra Khan meninggal dunia, Jumat pagi.
Baca Juga: Ayah Cakra Khan Tutup Usia karena Penyakit Stroke
Hermana meninggal dunia di luar Jakarta.
Ayah Cakra Khan meninggal dunia setelah menderita stroke sejak satu tahun lalu.
"(Ayah Cakra Khan) Stroke sudah satu tahun ini," jelas Ilham Khalis seperti dikutip Grid.ID dari Tribun Seleb.
Cakra Khan mengunggah foto keranda yang ditutup kain biru di Instagram Story, Jumat pagi.
Baca Juga: Ayahnya Meninggal Dunia, Cakra Khan: Bersama Bapak di Sini, Saya Antar Bapak...
Cakra Khan tampak memposting sebuah keranda berkain hijau.
Dalam keterangan fotonya, Cakra Khan terlihat menuliskan pesan dengan menggunakan bahasa Sunda.
"Pa jeung bapa didieu pa abi nganter bapa," tulis Cakra Khan.
Sebelumnya, Cakra Khan juga sudah memposting kondisi terakhir sang ayah di rumah sakit.
Stroke memang menjadi momok menakutkan karena bisa menyebabkan kelumpuhan, bahkan kematian.
Baca Juga: Sang Ayah Meninggal Dunia, Cakra Khan: Aku di Sini Bersama Bapak..
Di Indonesia sendiri, stroke menjadi penyakit utama penyebab kematian.
Merujuk data Harian Kompas, Senin (18/5/2015), dari 41.590 kematian sepanjang Januari sampai Desember 2014, stroke menyumbang angka kematian sebanyak 21,1 persen.
Angka ini tertinggi dibandingkan penyakit lain, seperti jantung dan pembuluh darah 12,9 persen, serta diabetes melitus dan komplikasinya 6,7 persen.
Angka penderita stroke di Indonesia juga meningkat.
Dari data Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) 2013, prevalensi stroke di Indonesia 12 orang per 1.000 penduduk.
Jumlah itu naik dibandingkan data Riskesdas 2007 yang hanya 8 orang per 1000 warga.
Selain karena usia lanjut, perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung mengonsumsi makanan tak sehat adalah salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah penderita stroke.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, berikut ini beberapa makanan pemicu stroke yang perlu diwaspadai:
1. Makanan manis
Baca Juga: Bangganya Ruben Onsu Melihat Teguh Vagetoz yang Fokus Merawat Ibunya yang Tengah Sakit Stroke
Makanan manis memang menggugah selera, tetapi mengonsumsinya secara berlebihan dapat meningkatkan glukosa-kadar gula dalam darah.
Dalam jangka panjang, kadar gula darah tinggi pada tubuh akan merusak pembuluh darah dan jaringan, menyebabkan diabetes, gangguan penglihatan serta kerusakan saraf, juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Terlalu banyak asupan makanan manis juga dapat menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan.
Obesitas dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah yang memicu terjadi stroke.
2. Daging merah
Riset Harvard School of Public Health mengungkapkan, konsumsi sajian daging merah sebanyak dua porsi atau lebih setiap hari meningkatkan risiko terkena stroke hingga 28 persen bagi pria.
Satu sajian daging merah setara dengan 4-6 ons daging.
Sementara itu, wanita yang tiap hari makan dua sajian daging merah berisiko terserang stroke 19 persen lebih tinggi dibanding yang makan daging lebih sedikit.
Kandungan lemak jenuh di daging merah mampu menimbulkan plak protein dalam pembuluh darah.
Penumpukan plak ini dapat menyumbat arteri sehingga meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.
3. Keripik, kerupuk dan gorengan
Beragam kudapan, seperti muffin, donat, keripik, kerupuk atau camilan panggang lain biasanya menjadi makanan wajib saat menemani aktivitas.
Padahal semua jenis kudapan itu mengandung lemak trans tinggi yang dapat meningkatkan risiko stroke.
Lemak trans memiliki beberapa sifat jahat, seperti menyumbat saluran pembuluh darah dan meningkatkan konsentrasi lipid (lemak) pada tubuh.
Lemak jenis ini juga dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam darah serta menurunkan kolesterol baik.
4. Minuman soda
Menurut hasil studi Institute for Health Clinic dan Harvard University Cleveland, pemanis tambahan di soda dapat meningkatkan kadar gula darah dan insulin sehingga bisa memicu terjadinya peradangan dan resistensi insulin.
Bila keadaan itu terus-terusan terjadi, suplai oksiden melalui pembuluh darah ke otak bisa mengalami penyumbatan akibat zat aktif yang terdapat dalam soda.
5. Makanan kaleng dan cepat saji
Baca Juga: Miris! Ruri Repvblik Sedih El Ibnu Tak dapat Royalti dari Lagunya Selama Sakit Stroke
Makanan kaleng dan cepat saji umumnya mengandung kadar sodium dan garam tinggi.
Konsumsi berlebihan dua zat ini dapat meningkatkan risiko terkena stroke.
Namun, bila kamu ingin tetap mengonsumsi makanan dengan kandungan sodium dan garam maksimal adalah 1.500 miligram (mg) perhari.
Hal ini sesuai dengan rekomendasi Asosiasi Jantung dan Stroke Amerika Serikat.
Oleh karena itu, sebelum membeli makanan kaleng dan kemasan baca dahulu label makanan dengan teliti.
Kamu juga wajib waspada dengan sodium dalam bentuk lain, seperti baking soda, baking powder, MSG (monosodium glutamate), disodium phosphate, sodium alginate yang biasanya ada pada ragam kue kering, roti, dan snack ringan dalam kemasan.
Jika kamu ingin meminimalisir risiko terserang stroke, ada baiknya segera mengubah pola makan dari tak sehat menjadi sehat.
Kurangi, bahkan bila perlu, tinggalkan jenis makanan berbahaya bagi kesehatan, seperti makanan manis, daging merah, gorengan, minuman soda, dan makanan kaleng tersebut.
(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |