Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Bagi kebanyakan wanita yang telah menikah, masa kehamilan adalah momen-momen yang ditunggu dan berharga.
Sayangnya, banyak wanita yang sulit untuk mendapat momen tersebut karena kadar hormon androgen dan resistensi insulin yang terlalu tinggi, atau dalam istilah medis disebut dengan polycystic ovary syndrome (PCOS).
PCOS adalah kondisi yang menyebabkan penderitanya memiliki banyak kista kecil pada indung telur atau ovarium.
Baca Juga: Biasa Tampil Seksi dengan Pakaian Minim, HyunA Ngaku Pengin Pakai Baju Lebih Tertutup
Diwartakan Grid.ID (12/6/2019), ternyata beberapa selebritis dunia ini juga mengalami hal serupa.
Setidaknya ada lima selebritis dunia yang mengaku menderita PCOS seperti dijelaskan dari New18.com ini:
1. Sonam Kapoor
Pertama adalah aktris Bollywood Sonam Kapoor.
Aktris asal India ini pernah menceritakan bagaimana perjuangannya menguruskan badannya dari gendut menjadi kurus.
Dia mengaku badannya gendut ketika remaja karena menderita PCOS.
PCOS juga membuatnya memiliki rambut di wajahnya.
Baca Juga: Selalu Kepikiran, Lucinta Luna Ingin Segera Dapat Vonis atas Kasusnya
2. Sara Ali Khan
Kisah serupa juga dialami aktris muda Sara Ali Khan.
Dalam sebuah episode Kofee with Karan, anak tiri Kareena Kapoor ini bercerita tentang perjuangannya melawan PCOS.
Ketika ditanya soal masalah berat badannya, Sara mengungkap bahwa dia menderita PCOS selama masa kuliahnya.
Akibatnya, berat badannya menjadi 96 kilogram saat itu.
3. Victoria Beckham
Perancang busana dan penyanyi Victoria Beckham juga berbagi soal efek buruk PCOS pada kesuburannya.
Mantan anggota Spice Girls ini mengaku dapat melawan PCOS itu dengan gaya hidup sehat.
4. Daisy Ridley
Melalui akun Instagram miliknya, aktris Star Wars ini pernah berbagi tentang PCOS yang dialaminya.
Tidak seperti Sara Ali Khan atau Sonam Kapoor yang menjadi obesitas, Daisy Ridley mengalami gejala PCOS berupa jerawat pada wajah.
Dia pun mengatasi hal itu dengan gaya hidup sehat.
5. Emma Thompson
Aktris pemenang Oscar ini juga pernah bercerita tentang bagaimana PCOS mempengaruhi kesuburannya.
Ingin memiliki anak tapi memiliki PCOS, tampaknya cukup sulit.
Tetapi Emma dan suaminya tidak menyerah begitu saja.
Emma memutuskan untuk menjalani in-vitro fertility (IVF).
Akhirnya pasangan itu berhasil memiliki anak yang diberi nama Gaia pada 1999.
Bahkan, tidak hanya tentang PCOS, dia juga mengungkapkan bagaimana mengatasi depresi klinis yang diderita.
Berbicara mengenai PCOS, sindrom ini merupakan gangguan keseimbangan kadar hormonal.
Pada sindrom ini, tubuh wanita memroduksi hormon laki-laki (androgen) secara berlebihan.
Para ahli tidak tahu persis apa penyebabnya, dan sebanyak 50% dari penderitanya tidak tahu bahwa mereka memiliki PCOS.
PCOS dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan yang serius, jadi penting untuk mengetahui gejala dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, ovarium wanita menghasilkan sedikit hormon pria yang disebut androgen, tetapi wanita dengan SOPK memproduksinya terlalu banyak.
Alhasil, menstruasi jarang datang, wajah lebih berminyak dan rambut tumbuh secara berlebihan, terutama di tangan dan kaki.
Androgen berlebih juga mengganggu ovulasi: Setiap siklus, folikel seharusnya membuka dan melepaskan telur yang matang.
Pada wanita dengan PCOS, itu tidak terjadi.
Sebaliknya, folikel saling melekat membentuk kista kecil.
Perlu kamu ketahui, PCOS adalah kumpulan pola gejala, dan kista hanya salah satunya.
Lebih sering, dokter memulai pengujian dengan tes darah untuk mengukur kadar hormon dengan didahului keluhan seperti menstruasi yang tidak teratur, rambut tubuh berlebihan, dan jerawat.
Memang, banyak wanita tidak menyadari bahwa mereka memiliki PCOS sampai mereka mencoba untuk hamil dan menstruasi mereka tidak teratur.
"Jika Anda tidak mendapatkan menstruasi setiap bulan, maka Anda tidak berovulasi setiap bulan," kata Anuja Dokras, MD, PhD, direktur Penn Medicine's Polycystic Ovary Syndrome Center.
"Jadi kemungkinan hamil juga turun. Anda mungkin perlu bantuan seorang dokter ob-gyn spesialis infertilitas."
Kebanyakan wanita dengan PCOS masih memiliki banyak telur yang sehat, sehingga dokter tinggal membantu kamu mendapatkan siklus menstruasi yang teratur.
PCOS berhubungan erat dengan resistensi insulin, dan banyak wanita dengan PCOS memiliki gejala pre-diabetes.
Para ahli tahu bahwa resistensi insulin dapat menyebabkan peningkatan kadar androgen, tetapi dokter masih meneliti apakah memiliki terlalu banyak androgen dapat menyebabkan resistensi insulin.
Dokter telah menemukan obat diabetes metformin untuk membantu mengendalikan gejala PCOS.
Diet glikemik tinggi protein rendah, sering direkomendasikan untuk pasien prediabetes dan dengan demikian bermanfaat juga untuk wanita dengan PCOS.
Obesitas tidak menyebabkan PCOS, tapi ada tumpang tindih yang signifikan antara keduanya.
Teorinya adalah bahwa obesitas memberikan kontribusi untuk resistensi insulin, yang meningkatkan kadar androgen dan bisa membuat gejala PCOS semakin buruk.
Bahkan, kehilangan 5% dari berat badan akan berdampak pada profil metabolik keseluruhan seorang wanita.
Gejala PCOS relatif ringan, jadi jika kamu tidak sedang dalam program hamil, kamu mungkin tidak terburu-buru ke dokter.
Tapi, mengabaikan gejala PCOS dapat membuatnya menjadi lebih agresif: haid yang tidak teratur dapat meningkatkan risiko kanker rahim, rambut tumbuh semakin kasar, jerawat dapat menyebabkan jaringan parut, dan berat badan semakin bertambah.
(*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |