Saat malam hari, mereka hanya mengandalkan lampu pelita untuk menerangi gubuk kecil yang ditinggalinya itu.
Tidak hanya nelangsa, di usia kris yang harusnya mengenyam bangku pendidikan juga harus putus sekolah demi melanjutkan hidup.
Tak mengelak, tiga bocah polos itu mengaku ingin melanjutkan sekolah layaknya anak-anak pada umumnya.
Namun sayang, keadaan yang mereka alami berbanding terbaik dengan harapan yang diinginkan.
"Saat saya tanya, apakah ada kemauan mau lanjut sekolah, mereka bilang pasti mau asalkan ada yang membiayai," ungkap Jeremias.
Dihubungi secara terpisah, Kabag Humas Ngada, Marthinus P Langa berjanji akan menginformasikan keberadaan tiga bersaudara itu kepada Camat Golewa.
Untuk menyalurkan bantuan, Marthinus P Langa akan meminta Camat Golewa melacak keberadaan 3 bersaudara tersebut.
"Saya informasikan ini ke Camat Golewa untuk telusuri mereka agar bisa informasikan ke Bupati dan Dinas Sosial. Terima kasih sudah beri informasi ini ke pemerintah," ujar Marthinus kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Selasa malam (25/8/2020).
Sementara itu melansir dari Serambinews.com, kondisi ekonomi juga membuat seorang anak berusia 14 tahun harus putus sekolah.
Nasib Daro Seri Vida, Crazy Rich Malaysia, Terlilit Utang Rp 3,7 Miliar sampai Barang-barang Mewahnya Disita
Source | : | Kompas.com,Serambi News |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Deshinta Nindya A |