Grid.ID - Social distancing menjadi satu hal penting yang diterapkan selama masa pandemi Covid-19.
Kita dianjurkan untuk menjaga jarak dengan orang lain minimal 2 meter sebagai salah satu protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Namun penelitian terbaru mengungkap bila jarak 2 meter rupanya tidak terlalu efektif dan cukup untuk mencegah penyebaran virus.
Kok bisa, ya?
Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Awal Mula 'Dua Meter'
Dilansir dari Kompas.com, aturan jaga jarak dua meter berasal dari tahun 1800an, ketika ilmuwan Jerman Carl Flügge menemukan bahwa patogen hadir dalam tetesan besar yang dikeluarkan dari hidung dan mulut.
Sebagian besar tetesan ini jatuh ke tanah dalam jarak satu hingga dua meter dari orang yang terinfeksi.
Pada tahun 1940-an, kemajuan fotografi memungkinkan para peneliti menangkap gambar tetesan ekspirasi yang tersebar ketika seseorang bersin, batuk, atau berbicara.
Studi lain pada periode itu menemukan bahwa partikel besar dengan cepat jatuh ke tanah di dekat orang yang mengeluarkannya.
Heboh, YouTuber Asal Thailand Ini Nyamar di Indonesia, Ternyata Nipu hingga Rp 931 M dan Pengin Jadi Idol Kpop, Begini Akhirnya
Source | : | Cewekbanget.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |