Hasilnya, ahli menyatakan bahwa pria yang demam karena gejala virus corona akan memiliki jumlah sperma yang jauh lebih rendah dibandingkan dalam keadaan sehat.
Hal tersebut disebabkan oleh demam yang akan membuat tubuh lebih sulit untuk memproduksi sperma, namun produksi bisa bangkit lagi setelah infeksi berlalu.
Profesor Allan Pacey, ahli andrologi di Universitas Sheffield dan mantan ketua British Fertility Society, mengatakan bahwa dia tidak akan terkejut jika virus corona menyebabkan penurunan sementara produksi sperma.
Namun juri masih belum memastikan apakah efeknya bisa bertahan lama atau tidak, yang membahayakan kesuburan pria.
"Orang yang terkena virus corona kemungkinan sedang kurang sehat, bahkan influenza akan menyebabkan penurunan jumlah sperma untuk sementara," ujar Profesor Allan Pacey.
"Pertanyaannya adalah apakah itu permanen dan apakah itu dapat dipulihkan." tambahnya.
Penelitian belum mengungkapkan apakah kerusakan jangka panjang dapat disebabkan oleh virus korona, dan mungkin perlu beberapa tahun sebelum para ilmuwan menemukan jawabannya.
Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kerusakan apa pun pada testis akibat infeksi tidak berlangsung lama.
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |