Oleh karena itu, menurut Marufin, dari kemungkinan-kemungkinan yang ada, tinggal menyisakan sumber cahaya buatan manusia.
"Pertama, lampu pesawat. Meski kemungkinan kecil karena tidak kelihatan pola terang gelapnya," jelas Marufin.
Dugaan kedua adalah layang-layang berlampu dan ketiga adalah balon udara buatan sendiri.
Pengertian Lintang Kemukus
Dikutip dari Kompas.com, komet atau bintang berekor atau lintang kemukus adalah benda langit yang berupa kumpulan debu dan kerikil bercampur es membentuk gumpalan berpori mirip batu apung berkerapatan rendah.
Seringkali kerapatannya lebih kecil dari air, sehingga secara teknis bisa mengapung di lautan asal diletakkan dengan hati–hati.
Komet Atlas menghabiskan sebagian besar waktunya di tepian tata surya, sehingga suhu dingin membuatnya strukturnya tetap kaku.
Namun jika ia beringsut mendekati Matahari, panas menyebabkan komponen esnya mulai menyublim terutama yang berada di kerak dan subkeraknya.
Sublimasi membentuk cebakan–cebakan gas yang umumnya mengandung uap air, karbonmonoksida dan sianogen dengan tekanan terus meningkat.
Baca Juga: Melaney Ricardo Singgung Panjat Sosial ke Kekeyi, Begini Respon Anji: Pansos Itu Wajar Lho!
Pada satu titik tekanannya melampaui kekuatan struktur penyungkupnya sehingga mulai terjadi perekahan.
Gas–gas itu pun lepas ke angkasa lewat rekahan–rekahan dalam kejadian mirip letusan gunung berapi.
Semburan gas menyeret partikel–partikel debu, pasir dan kerikil ke angkasa dan membentuk struktur ekor komet yang persis berimpit dengan lintasan komet.
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul: VIRAL Fenomena Mirip Lintang Kemukus di Tuban, Benarkah Tanda Pagebluk Hilang? Ini Penjelasan Ahli (*)
Pak Tarno Derita Sakit Stroke, Istri Pertama Ngaku Ogah Jenguk Gegara Kelakuan Bini Muda: Pelakor Itu!
Source | : | Tribunstyle.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Novita |