Mengaku salah pencet, guru berstatus kontrak itu diketahui telah mengirim konten pornografi.
Saat berniat menghapus dan menarik pesan tersebut, sang guru mengaku tak mengetahui caranya.
"Begitu salah kirim harusnya dihapus. Tapi, dia tak bisa menghapus. Karena sudah dua jam tak bisa dihapus. Ini murni ketidaksengajaan. Bisa jadi gaptek," ujarnya.
Alhasil, pihak orang tua murid melakukan aksi protes pada pihak sekolah.
Setelah bermediasi, pihak wali murid meminta agar guru yang lain ikut berhati-hati.
Kendati demikian, mereka juga meminta agar para guru sebaiknya tak menyimpan video porno tersebut di ponsel dan segera menghapus kesalahan ketika mengirim pesan.
Lebih lanjut melansir informasi dari TribunBali.com, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, I Nengah Sukarta menjelaskan kejadian tersebut telah terjadi sekitar sepekan lalu.
Selain salah pencet, pihak bersangkutan mengaku mendapatkan video asusila itu bermula dari kiriman di grup WhatsApp lain.
“Dia dapat kiriman dari luar, tapi tidak ngeh. Itulah yang ditekan dan terkirim,” jelas Sukarta saat dikonfirmasi Senin (12/10/2020).
Merasa panik, dari kejadian tersebut guru berusia 35 tahun itu juga meminta bantuan kepala desa untuk memfasilitasi pertemuan dengan seluruh orangtua murid.
(*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nurul Nareswari |