Hal tersebut diceritakan sang gitaris dalam sebuah wawancara pada tahun 2017.
Di California, ibu Eddie Van Halen, Eugenia bekerja sebagai seorang pembantu dan ayahnya merupakan seorang petugas kebersihan.
Keluarga Eddie Van Halen bahkan harus tinggal seatap dengan dua keluarga lainnya.
"Kami sudah mengalaminya [rasisme] di Belanda, kalian tahu, hari pertama, kelas satu."
"Sekarang, kamu [merujuk pada dirinya sendiri] berada di negara lain di mana kamu tidak dapat berbicara bahasanya, dan kamu sama sekali tidak tahu apa-apa tentang apa pun dan itu sangat menakutkan," ujar Eddie Van Halen tentang pengalaman rasisme yang diterimanya setelah pindah ke Amerika.
"Aku bahkan tidak tahu bagaimana menjelaskannya tapi kupikir itu membuat kita lebih kuat karena kamu harus begitu."
Dalam wawancara tersebut, Eddie Van Halen juga mengatakan bahwa beberapa teman pertamanya adalah mahasiswa kulit hitam karena ia dianggap sebagai kaum minoritas.
"Sebenarnya orang kulit putihlah yang menjadi pengganggu," katanya.
"Mereka akan merobek pekerjaan rumah dan ujianku, menyuruhku makan pasir di taman bermain, semua hal itu, dan anak-anak kulit hitam membelaku."
Eddie dan Alex, 67, mendirikan Van Halen pada tahun 1972 di Pasadena, California.
Innalillahi, Raffi Ahmad Bawa Kabar Duka, Suami Nagita Slavina Nyesek Kehilangan Sosok Wanita Kesayangannya Ini: Insyaallah Tenang
Source | : | People.com |
Penulis | : | Silmi Nur Aziza |
Editor | : | Nurul Nareswari |