Laporan Wartawan Grid.ID, Hananda Praditasari
Grid.ID - Remaja yang merugikan diri sendiri adalah mereka yang dengan sengaja melukai dirinya sendiri.
Sebenarnya, ini merupakan gejala awal dari masalah yang paling besar dan serius.
Sayangnya, kasus remaja yang melukai diri sendiri telah menjadi sangat umum.
Faktor-faktor seperti situasi keluarga, konteks sosial, atau penggunaan teknologi baru yang berlebihan telah berkontribusi pada meningkatnya jumlah kasus ini.
Dilansir Grid.ID dari steptohealth.com, Sabtu (17/10/2020), berikut penyebab kasus remaja yang merugikan diri sendiri dan kemungkinan cara untuk menghadapinya.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan melukai diri sendiri pada orang muda.
Baca Juga: Hati-hati! Hindari 6 Kebiasaan Buruk Ini Jika Kamu Tak Ingin Terlihat Tua Akibat Penuaan Dini
Perlu dicatat, terlepas dari faktor-faktornya, semua kasus memerlukan bantuan dokter ahli untuk membantu menyembuhkan setelah terdeteksi.
Hanya orang profesional lah yang dapat menunjukkan cara terbaik untuk mengatasi masalah dan memberikan solusi terbaik.
Studi mengungkapkan, faktor keluarga berikut ini dapat menyebabkan melukai diri sendiri pada remaja:
1. Pelecehan fisik atau seksual.
2. Bunuh diri dalam keluarga.
3. Gangguan psikologis pada kerabat dekat.
4. Keluarga yang tidak memberi dukungan
5. Masalah komunikasi dan ikatan emosional yang lemah antara orang tua dan anak-anak.
6. Lingkungan tempat amarah, waktu ketika marah, dan ledakan emosi yang mendominasi.
Baca Juga: Waduh! Istri Ungkap Kebiasaan Buruk Rizal Armada Pasca Menikah
Dalam banyaknya kasus ini, tanda-tanda bisa sangat tak terlihat sehingga sulit untuk kita mengidentifikasi mereka dengan mata telanjang.
Namun jika kamu melakukannya, maka mengidentifikasi itu sangat penting.
Cara mengatasi tekanan emosional yang baik dengan cara bertanya kepada diri sendiri dengan beberapa pertanyaan di bawah ini.
Baca Juga: Enam Fakta Unik Menguap, Ternyata Janin Kurang dari 3 Bulan Sudah Bisa Menguap Loh!
1. Apakah komunikasi emosional remaja itu dihormati, dipahami, dan didorong? Keluarga bisa merasa kewalahan oleh intensitas dan frekuensinya kadang-kadang.
2. Apakah orang tua berkontribusi pada kesedihan anak mereka dengan kritik yang berlebihan atau keterlibatan dalam kehidupan mereka?
3. Mungkinkah remaja mencari cara untuk mendapatkan perhatian orang tua mereka untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka? Atau mungkin untuk menghindari tuntutan orang tua?
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | steptohealth.com |
Penulis | : | Hananda Praditasari |
Editor | : | Deshinta N |