Hal ini dikarenakan tendon wanita lebih elastis dan bergerak lebih banyak, terlebih untuk mengakomodasi kelahiran sehingga rentan terhadap cedera.
Pinggul wanita yang lebih luas juga mempengaruhi keselarasan lutut dengan cara yang membuat mereka lebih rentan terhadap jenis cedera tertentu.
Baca Juga: Akui Sedih Saat Sapa Penggemar di Depok, Cornelia Agatha: Cinta Saya ke Doel Akan Disimpan Selamanya
Selain itu, hormon pada wanita juga mempengaruhi kerentanan nyeri sendi.
Perlu diketahui bahwa wanita memiliki hormon estrogen yang akan berkurang saat memasuki masa menoupause.
Seiring dengan penurunan level itu, peradangan akan meningkat sehingga mereka kerap mengalami artritis setelah berusia lebih dari 40 tahun.
Yang membuat radang sendi semakin rentan juga adalah berat badan berlebih alias obesitas yang sering terjadi pada wanita.
Diketahui saat obesitas terjadi, maka tekanan pada lutut akan semakin besar sehingga meningkatkan risiko artritis.
Keluarga memiliki riwayat radang sendi juga dapat meningkatkan risiko nyeri sendi pada usia yang sama dan pada persendian yang sama.
Selain artritis, wanita juga ternyata lebih rentan terkena Rheumatoid Arthritis (RA), yakni peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri.
Jenis radang sendi ini menimbulkan keluhan bengkak dan nyeri sendi, serta sendi terasa kaku.
Rheumatoid ini dipengaruhi oleh estrogen yang ada pada wanita, karena hormon tersebut berpengaruh pada kondisi autoimun.
(*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | Sajian Sedap,Grid Health |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nesiana |