Laporan Wartawan Grid.ID, Hananda Praditasari
Grid.ID - Gas dan perut kembung adalah masalah umum bagi kebanyakan orang.
Gas itu sendiri disebabkan oleh bakteri yang hidup di usus manusia.
Namun, masalah internal atau reaksi terhadap agen eksternal dapat memperburuk keadaan.
Walaupun bukan masalah kesehatan yang serius, terkadang gas bisa terjadi begitu sering sehingga menjadi masalah yang memalukan bagi orang yang mengalaminya.
Meskipun seringkali kamu berhasil menyembunyikannya, gas seringkali dapat menumpuk, tentu ini akan menyebabkan bau tak sedap dan kecemasan sosial yang meningkat.
Seperti yang ditunjukkan penelitian ini, melansir dari steptohealth.com, Minggu (1/11/2020), penting untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan gas dan apa yang dapat kamu lakukan untuk mengatasinya.
Hari ini, Grid.ID ingin membagikan penyebab paling umum dari gas sehingga, kamu dapat mengambil langkah yang diperlukan untuk menghindarinya.
Baca Juga: Tak Hanya Sembuhkan Batuk dan Radang, Madu Juga Punya Khasiat Menakjubkan untuk Wajah
Mari kita lihat artikel berikut ini!
1. Ketidakseimbangan Flora Bakteri
Kelebihan gas dapat menjadi hasil dari sebuah bakteri ketidakseimbangan dalam flora yang melindungi usus.
Menurut sejumlah penelitian, ketidakseimbangan ini juga bisa menyebabkan sindrom iritasi usus besar.
Karena pH lambung cenderung cepat berubah, produksi gas bisa meningkat, dan bakteri tertentu mulai berkembang biak.
Dalam kasus ini, la Revista Chilena de Nutricion (Jurnal Nutrisi Chili) merekomendasikan untuk meningkatkan konsumsi makanan probiotik dan prebiotik.
Ini efektif untuk mengisi kembali usus anda dengan bakteri sehat.
Baca Juga: Video Live Instagram Lama Sehun EXO Ini Bikin Netizen Bahas Kontroversi Chanyeol dengan Baekhyun
2. Fermentasi Makanan di Usus
Beberapa bakteri yang ada di saluran pencernaan bertanggung jawab untuk memfermentasi makanan tertentu untuk memfasilitasi pemecahannya selama proses pencernaan.
Aktivitas ini biasanya terjadi di usus besar. Namun, terkadang bakteri dapat masuk ke usus kecil dan menghasilkan fermentasi awal.
Karena makanan masih tidak sepenuhnya dicerna pada tahap ini, para gas akan terus meningkat saat melewati sistem sampai dilepaskan sebagai gas dalam perut.
Hal yang paling mengkhawatirkan adalah hal ini bisa menyebabkan kembung, nyeri, dan gejala lain yang bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
3. Makan Terlalu Cepat
Entah itu karena kurangnya waktu, atau karena mereka terganggu.
Orang yang menghabiskan makan siang terlalu cepat, cenderung mengalami perut kembung secara teratur.
Menurut sebuah studi oleh la Revista Cubana de Estomatologia (The Cuban Journal of Stomatology).
Ini karena mereka menelan banyak udara selama makan.
Pada akhirnya, ini akan meningkatkan jumlah gas di usus dan menyebabkan bersendawa dan perut kembung.
Baca Juga: Gisella Anastasia dan Gading Marten Rayakan Halloween Bersama, Netizen Sebut Wijin Gak Penting
4. Konsumsi Produk Susu yang Berlebihan
Meskipun beberapa orang tidak pernah mengalami masalah dalam memproses produk susu, mereka mungkin mulai menimbulkan masalah seiring waktu.
Usia dan keterpaparan teratur terhadap faktor-faktor tertentu dapat menurunkan tingkat enzim laktase, yang bertanggung jawab untuk membantu pencernaan produk susu.
Jika anda mengalami gejala atau masalah pencernaan setelah makan jenis makanan ini, tubuh anda mungkin mencoba memberi sinyal bahwa anda tidak toleran laktosa.
5. Perubahan Hormonal
Perubahan hormonal yang dialami wanita selama menopause, bersama dengan penyakit terkait hormon, dapat menyebabkan penumpukan gas yang berlebihan.
Meskipun para ilmuwan belum menentukan secara pasti hormon mana yang menyebabkan reaksi ini.
Terbukti bahwa mereka yang menderita reaksi ini mengalami beberapa perubahan yang sangat jelas dalam aktivitas pencernaan mereka.
6. Sensitivitas Gluten
Gas bisa menjadi tanda yang jelas dari alergi makanan atau gangguan lain, seperti penyakit celiac.
Kondisi autoimun ini dapat menyebabkan masalah penyerapan yang parah, yang meningkatkan kemungkinan pecahnya lapisan usus kecil.
Baca Juga: Perawatan Suntik Hingga Laser Wajah Bantu Revitalisasi Kulit Lebih Optimal di Masa Pandemi
Ini, pada gilirannya, memicu peradangan di perut, nyeri, dan gejala lain yang menghalangi pencernaan yang baik.
Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi kondisi ini sejak dini, terutama karena anda perlu mengubah pola makan untuk mengendalikan masalahnya.
7. Penumpukan Limbah
Sembelit , atau penumpukan kotoran di usus, berpotensi menyebabkan gas berlebih dan gangguan pencernaan lainnya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh sejumlah puskesmas di Spanyol ini, dapat pula menjadi indikasi dari beberapa masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya.
Ketika limbah tetap berada di usus besar, itu mengubah flora bakteri dan tubuh Anda menghasilkan lebih banyak gas daripada biasanya.
Selain itu, usus anda kesulitan menyerap nutrisi dan membuang limbah yang tidak dibutuhkan tubuh.
Saat anda menderita kondisi ini, ada baiknya untuk memperbanyak konsumsi air, serat, dan makanan lain yang memiliki sifat pencernaan.
Jika kondisi ini berlanjut, pastikan anda berkonsultasi dengan dokter.
Ingatlah bahwa cara paling efektif untuk mengendalikan masalah ini adalah dengan memperbaiki kebiasaan makan.
Termasuk mengurangi asupan produk yang merangsang produksi gas.
Pertimbangkan semua rekomendasi ini dan bicarakan dengan dokter jika menurut anda itu perlu.
(*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Source | : | Step to health |
Penulis | : | Hananda Praditasari |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |