Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Berhubungan intim merupakan salah satu faktor yang mendukung keharmonisan rumah tangga.
Tak hanya itu, bercinta juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Namun, bagaimana jika kondisinya sulit atau tak memungkinkan.
Salah satu pasangan menderita stroke, misalnya.
Apakah tetap aman berhubungan intim dalam kondisi tesebut?
Stroke merupakan salah satu penyakit yang cukup berbahaya.
Mengutip laman Grid Health, menurut data Sample Registration Survey dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2014 menunjukkan bahwa stroke adalah 3 besar penyebab kematian di Indonesia.
Gejala stroke mirip dengan serangan jantung, bedanya menyerang otak hingga beberapa bagiannya terganggu.
Sebelum stroke terjadi, memang ada tanda-tanda dini yang bisa diwaspadai dan dirasakan tubuh, seperti tekanan darah tinggi, ada masalah penglihatan, mati rasa pada sisi tubuh, pusing dan lelah, serta leher kaku.
Melihat dari gejala stroke saja sudah cukup berat, lantas bagaimana jika penderita stroke ingin berhubungan intim?
Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik, dr. Fanny Aliwarga, Sp.KFR mengatakan, serangan stroke mungkin saja terjadi ketika seseorang melakukan hubungan intim.
Namun, idealnya kita juga melihat kembali faktor-faktor risiko yang ada.
"Kalau dikatakan bahwa hubungan seksual memicu terjadinya serangan stroke itu bisa saja terjadi, tapi kita melihat lagi faktor risiko sebelumnya apa," kata dr Fanny seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Ia melajutkan, stroke sangat jarang terjadi secara tiba-tiba, melainkan merupakan akumulasi dari berbagai macam kondisi.
Misalnya, tekanan darah tinggi, kontrol gula rendah, hingga kebiasaan merokok.
Menjaga tekanan darah tetap stabil menjadi penting, mengingat aktivitas seksual dianggap sama beratnya dengan bermain tenis.
"Karena berat, jadi melakukannya harus dengan tensi yang tinggi, jantung juga lebih berdebar-debar. Itu yang membuat risiko meningkat," kata dr Fanny.
Sementara itu, Spesialis Bedah Saraf Dr.dr. Setyo Widi Nugroho, Sp.BS(K) mengatakan, hal pertama yang perlu diperhatikan justru kondisi psikologis pasien.
Baca Juga: Pengisi Suara Doraemon dan Detective Conan Meninggal Dunia di Usia 84 Tahun Usai Terserang Stroke!
Tak jarang, pasien stroke mengalami depresi dan kehilangan keinginan berhubungan intim karena ketakutan akan penyakitnya.
"Yang pertama harus diperhatikan biasanya post stroke syndrom, salah satunya depresi," kata Dr. Widi.
Akan tetapi, Dr. Widi menyoroti dua hal, yakni pentingnya menjaga tekanan darah tetap terkontrol dan mengatasi jika ada penyakit pembuluh darah yang terjadi.
Menurut Spesialis Saraf, dr. Herianto, Sp.S menganjurkan agar pasien mempersiapkan stamina dan menjaga tekanan darah tetap stabil terlebih dahulu sebelum berhubungan intim.
"Jangan melakukan aktivitas seksual ketika, misalnya, ternyata tensinya lagi 200, kalau bisa turunkan dulu," kata dr. Heri.
Dr. Heri juga mengingatkan untuk selalu memeriksakan lima hal penting, yakni tekanan darah, kadar gula darah, kadar lemak, lingkar perut, dan Indeks Massa Tubuh (BMI).
Hal itu dilakukan agar tubuh siap ketika ingin berhubungan intim.
(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Kompas.com,health.grid.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |