Meskipun survivor tersebut selamat, namun ada hal yang dinilai tidak lazim dan tak seharusnya hal itu terjadi.
"Begitu ketemu tim SAR, rombongan korban malah justru melanjutkan pendakian sampai puncak, tidak ada satu pun yang mendampingi tim SAR ke basecamp," ujarnya.
Ya, satu-satunya surviver wanita dalam tim tersebut justru ditinggalkan dan tak mendapat pendampingan dari tim setelah dievakuasi.
Saat Elsa Qurratul Aini membutuhkan penanganan, tim dan anggotanya justru melanjutkan pendakian.
Mengetahui hal tersebut, Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri, membenarkan adanya kaejadian tersebut.
Lebih lanjut, Saiful Amri mengaku sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut.
Sebab, di dalam tata tertib pendakian tertulis bahwa dilarang meninggalkan rekan pendakian dalam keadaan apa pun.
"Kebersamaan lebih utama dibanding ego semata, puncak tak akan lari dikejar, seharusnya utamakan keselamatan bersama," tegasnya.
"Iya itu hal yang tidak terpuji, kami berikan sanksi sosial. Kami bina di basecamp di depan banyak pendaki sebagai contoh sehingga ada efek jera," pungkasnya.
Beda Jawaban Ini dengan Marshanda, Nia Ramadhani Lebih Milih Jadi Kaya tapi Berwajah Jelek: Miskin Banyak Godaannya
Source | : | Kompas.com,Tribun Travel |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |