3. Usahakan rasio utang kecil
Berutang tidak salah lho, tetapi pastikan utang dapat terkonversi menjadi sesuatu yang produktif. Selain itu, perhatikan rasionya terhadap pendapatan.
Rasio utang yang aman adalah maksimal 35 persen dari total pendapatan. Jika melebihi angka tersebut, kamu perlu mengatur rencana lagi agar tidak terlilit utang.
Sebisa mungkin usahakan kamu tidak gegabah dengan tidak membuat utang atau cicilan baru. Pertimbangkan lebih lanjut ketika ingin membuat keputusan finansial yang besar.
4. Investasi yang sesuai
Kamu boleh saja berinvestasi tetapi pastikan sesuai dengan kondisi saat ini.
Perkembangan teknologi yang pesat membuat investasi dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
Investasi bersifat jangka panjang dan bisa menjadi sumber keuangan baru. Jenis investasi pun bermacam-macam, seperti reksadana, saham, properti, bahkan emas.
Kamu bisa mencari informasinya di internet dan mendiskusikan hal tersebut secara pribadi dengan keluarga atau teman yang memang sudah “suhu” untuk urusan investasi.
Sebab, kondisi keuangan masing-masing orang berbeda dan situasi pandemi memang lumayan tricky untuk investasi sehingga kamu perlu tahu instrumen mana yang cocok.
5. Proteksi lebih untuk kesehatan
Nah, bagaimanapun juga, kesehatan selama pandemi tetaplah nomor satu. Sayangnya, banyak orang yang masih belum sadar akan pentingnya kesehatan dan proteksi diri.
Banyak yang belum menyadari bahwa proteksi asuransi kesehatan dapat membantu menanggung biaya kesehatan dan pengobatan jika sewaktu-waktu jatuh sakit, sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi.
Kekayaan Anaknya Tembus Rp 51,8 Miliar di Usia 28 Tahun, Ibu Verrell Bramasta Ungkap Sumber Harta sang Putra: Luar Biasa Rezekinya
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |