Berdampingan dengan makam ayahandanya, Ki Suparman, pemberangkatan dalang Ki Seno menuju peristirahatan terakhir diiringi dengan alunan gendhing karya Joko Poro.
Dimainkan oleh kelompok karawitan Wargo Laras yang biasa mendampingi dalang Ki Seno saat pentas.
Semua sinden kompak berpakaian hitam, dengan suasana duka yang begitu lekat.
Menurut Manager Ki Seno Nugroho, Gunawan Widagdo, iringan gending itu merupakan permintaan terakhir almarhum sebelum meninggal dunia.
Permintaan itu diutarakan almarhum saat melakukan pentas wayang kulit beberapa tahun silam.
"Saat uyon-uyon diutarakan di grup. Besok kalau saya sudah nggak ada. Nanti diiringi dengan iringan ini," kata Gunawan, menirukan wasiat almarhum Ki Seno Nugroho.
Wasiat tersebut juga diutarakan oleh salah satu sinden Ki Seno, Tatin Lestari Handayani.
Kepada Tatin, Ki Seno menyatakan permintaan itu saat almarhum tengah pentas wayang bersama.
"Nanti akan kami lakukan. Judulnya apa ya, karya Mas Joko Porong," ucap Tatin.
Ya, kini dalang kelahiran Yogyakarta pada 23 Agustus tahun 1972 itu telah tutup usia.
Sebagai informasi, Ki Seno meninggal di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, sekitar pukul 22.15 WIB.
Dia meninggalkan satu istri, Agnes Widiasmoro dan tiga orang anak.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jogja |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |