Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Telur sudah menjadi makanan favorit banyak orang.
Khususnya telur ayam, mungkin hampir setiap hari kita konsumsi, kan?
Teknik pengolahannya yang mudah, harganya ekonomis, dan kandungan gizinya yang tinggi seolah membuat telur tidak punya alasan untuk tak dikonsumsi.
Baca Juga: Tak Hanya Menghentikan Diare, Daun Jambu Biji Ternyata Memiliki Sederet Manfaat Luar Biasa!
Mengutip laman Grid Health, telur sudah dikenal lama memiliki manfaat untuk kesehatan seperti melindungi otak, menyehatkan penglihatan, menjaga kesehatan tulang dan gigi, mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, dan memperlambat proses penuaan.
Tapi, kini ada sebuah penelitian mencengangkan tentang telur.
Hal ini berkaitan dengan efek makan telur secara berlebihan.
Baca Juga: Jadi Ayah S.I.A.P yang Bijak Jaga Keluarga dari Gula, Garam dan Lemak Berlebih
Dilansir Grid.ID dari Science Daily via Kompas.com, studi baru yang dilakukan para peneliti di University of South Australia.
Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi telur yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes.
Penelitian yang bekerja sama dengan China Medical University dan Qatar University ini merupakan studi longitudinal yang dilakukan dari tahun 1991 hingga 2009.
Studi tersebut adalah yang pertama kalinya menilai bahwa konsumsi telur pada sejumlah besar sampel dari para orang dewasa di China.
Dalam penelitian yang telah dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition ini menemukan bahwa orang yang rutin mengonsumsi satu atau lebih telur per hari atau setara 50 gram, telah meningkatkan risiko diabetes hingga 60 persen.
Prevalensi diabetes di China saat ini melebihi 11 persen, di atas rata-rata global yaitu 8,5 persen.
Kita ketahui diabetes merupakan salah satu jenis penyakit yang terbilang sangat berbahaya.
Oleh karena itu, diabetes telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius.
Penyakit ini juga memberi dampak ekonomi yang signifikan, yakni terhitung 10 persen dari pengeluaran kesehatan global.
Baca Juga: Begini Cara Memasak Telur Paling Sehat, Bukan Dibuat Ceplok atau Dadar!
Lebih lanjut, ahli epidemiologi dan kesehatan masyarakat, Dr Ming Li dari UniSA mengatakan bahwa meningkatnya diabetes adalah kekhawatiran yang berkembang.
Selama beberapa dekade terakhir, China telah mengalami transisi nutrisi yang substansial.
Transisi ini menyebabkan banyak orang beralih dari pola makan tradisional yang terdiri biji-bijian dan sayuran ke pola makan yang lebih diproses seperti lebih banyak daging, makanan ringan, dan makanan padat energi.
Baca Juga: Bukan Mitos, Menaruh Telur di Atas Beras Bisa Memberikan Dampak Menguntungkan yang Tak Terduga ini
Dr Li mengungkapkan hubungan konsumsi telur dan diabetes memang sering diperdebatkan.
Studi ini menilai bahwa ternyata konsumsi jangka panjang dari telur dan risiko terkena diabetes, dapat ditentukan oleh glukosa darah puasa.
"Apa yang kami temukan adalah bahwa konsumsi telur jangka panjang yang lebih tinggi (lebih dari 38 gram per hari) meningkatkan risiko diabetes di antara orang dewasa China sekitar 25 persen," kata Dr Li.
Jika orang dewasa rutin mengonsumsi telur dalam jumlah banyak, lebih dari 50 gram, atau setara lebih dari 1 butir telur per harinya, maka risiko diabetesnya bisa meningkat hingga 60 persen.
Fakta lain, ternyata efeknya lebih banyak dirasakan wanita dibandingkan pria, loh.
Akan tetapi, Dr Li tetap menyarankan untuk dilakukan lebih banyak penelitian guna mendukung studi ini.
Untuk sementara, hasil studi terkait makan telur dan diabetes ini memang baru kepada orang-orang dewasa di China saja.
(*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Tribunnews.com,health.grid.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |