Karya pilihan sutradara Fajar Bustomi jatuh kepada judul Jangan Ambil Surgaku karya Ari Keling.
Fajar melihat karta Ari layak untuk dijadikan sebuah film nantinya.
Baca Juga: 5 Tips Sebelum Pesta Barbeque Agar Lezat dan Nyaman, Apa Saja?
Dia memilih Jangan Ambil Surgaku lantaran ingin memberikan apresiasi kepada para ibu.
View this post on Instagram
"ini certia 3 anak yang berusaha meraih ibunya, mau tinggal dengannya, menghormati ibunya. Pas baca sinopsis ini, satu hal yang saya cari," kata Fajar Bustami.
Selanjutnya sutradara Danial Rifki memilih karya Gusty Ayu Puspagathy dengan karya yang bertajuk Kattok Mencari Dalang.
Danial tertarik dengan cerita Kattok atau boneka khas Bondowoso, Jawa Timur.
Baca Juga: 5 Tips Sebelum Pesta Barbeque Agar Lezat dan Nyaman, Apa Saja?
Membaca naskah Gusty, dia bisa membayangkan relasi masyarakat yang unik, apalagi dia belum pernah menginjakkan kaki di Bondowoso.
"Yang menarik adalah, latar di Bodowoso, saya sudah kebayang masyarakat yang unik, mix Jawa dan Madura, ingin mendengarkan logat dan masalah keluarganya," urai dia.
Selanjutnya, ada karya yang berjudul Pelangi Tanpa Warna karya Mahfrizha Kifani yang dijagokan oleh sutradara Indra Kobutz.
Indra langsung melirik Pelangi Tanpa Warna karena pengalaman pribadinya.
"Sebuah novel drama kebetulan saya pernah alami, begitu orang yang kita cintai kena penyakit dan bisa mengubah situasi keluarga, yang tadinya harmonis dia kena alzheimer lupa segalanya," ulasnya.
Terakhir dari sutradara Herwin Novianto, dia memilih karya Kapan Pindah Rumah (KPR) karya Annisa Diandari Putri.
"Menarik begitu dekat dengan kita, sederhana tapi punya makna yang bagus," tutupnya. (*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Penulis | : | Menda Clara Florencia |
Editor | : | Okki Margaretha |