Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Tak hanya ditunggu, bagi umat Katolik dan Nasrani hari raya Natal merupakan salah satu moment yang sangat dinantikan.
Berbagai pernak pernik dan kemeriahan perayaan Natal bahkan sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari.
Seperti yang diketahui, hari raya Natal selalu diperingati setiap 25 Desember lantaran dipercaya sebagai kelahiran Tuhan Yesus.
Namun senyatanya, berdasarkan cerita yang dikutip dari TribunMenado.com, Yesus Kristus dikabarkan tidak memiliki referensi tanggal lahir di bulan Desember.
Para ahli sejarah meyakini Tuhan Yesus lahir di musim semi berdasarkan Kitab Lukas.
Hanya saja, tanggal 25 Desember ditetapkan menjadi perayaan natal berdasarkan kepercayaan pagan Romawi.
Selain itu, ada pula yang menghitung dengan asumsi perhitungan tanggal berdasarkan penanggalan saat Yesus disalibkan.
Ya, seiring dengan perkembangan budaya dan manusia kini hari raya Natal kian semarak dilakukan dengan beragam cara.
Baca Juga: Natal 2020: Kini Dibanderol Seharga Rp 34 Miliar, Seperti Apa Kondisi Rumah Home Alone Sekarang?
Jika ditelusuri lebih jauh, Natal rupanya tidak hanya perkara semarak kemegahan dan kemeriahan suka cita saja.
300 tahun pertama umat Kristen, gereja-gereja disebutkan tidak memiliki hari khusus untuk merayakan kelahiran Tuhan Yesus.
Namun sejak tahun 336 sesudah Masehi, 25 Desember menjadi kali pertama dalam almanak Roma dan catatan pemimpin Kristen.
Namun sebenarnya tak hanya 25 Desember saja, kaum ortodoks Rusia dan Yunani dikabarkan merayakan kelahiran Yesus setiap tahun di tanggal 6-7 Januari.
Hal ini dikarenakan, mereka menggunakan kalender Julian ketimbang Gregorian yang sebagian besar digunakan di dunia.
Selain itu, ada beberapa peziarah atau musafir Amerika yang mengikuti jejak Oliver Cromwell (yang mengambil alih Inggris pada tahun 1645) melarang Natal dirayakan demi menyingkirkan tradisi dekaden.
Namun di Inggris, Natal kembali dirayakan lagi setelah monarki dipulihkan pada tahun 1660.
Hanya saja masih belum dijadikan hari libur federal di AS hingga 26 Juni 1870.
Selanjutnya, penggambaran suasana kelahiran Yesus dengan tampilan pementasan Yesus lahir di kandang domba dilakukan oleh St Fransiskus Asisi pada tahun 1223.
Ia yang menyiapkan palungan lengkap dengan jerami dan domba di sebuah desa di Italia.
Kemudian mengajak warga untuk melihat dan mengunjungi pentas itu dan berkotbah tentang Bayi yang lahir di Betlehem.
Adegan kelahiran Yesus ini akhirnya menyebar di seluruh Eropa bahkan dunia.
Lebih lanjut, melansir informasi dari Kompas.com yang dikutip dari History.com, perayaan hari natal selalu memiliki ciri khas yang bisa dibilang cukup familiar yakni adanya pohon cemara.
Namun tahukah kalian jika pohon natal ini memiliki arti dan simbol yang cukup sakral?
Banyak negara meyakini tanaman hijau menjauhkan menjauhkan penyihir, hantu, roh jahat, dan penyakit.
Itu sebabnya, banyak orang yang menggunakan pohon tersebut pada rumah-rumah mereka sesuai dengan kepercayaan secara turun temurun.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Manado |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |