Vivi yang mengadopsi nilai-nilai
sustainability dalam karya-karyanya, memanfaatkan kain sisa koleksi ISEF 2020 guna memperpanjang daur guna benda.
Apalagi industri fashion diketahui menduduki peringkat ke-2 industri penghasil limbah bumi terbesar sejumlah 92 juta ton setiap tahun.
1000 masker berbahan Batik Sunda ini diciptakan memenuhi standar SNI 8914:2020 yaitu memiliki minial dua lapis kain, dapat dicuci (washable), serta memiliki kerapatan kain berdaya
filtrasi 0,7-60%.
Ditemui di sela-sela penyerahan bantuan, Founder VZF Vivi Mar’i Zubedi menjelaskan, “Kami memilih masker kain selain karena manfaatnya bisa bertahan lama, juga karena memperhatikan sustainability lingkungan."
"Prosedur medis mengharuskan semua serba-steril, sehingga untuk APD, sarung tangan, dan masker harus sekali pakai. Tapi untuk kita yang alhamdulillah masih dikaruniai kesehatan, ayo pakai masker reusable untuk mengurangi timbunan sampah baru.”
Masker kain dapat mengurangi dampak lingkungan dari melonjaknya angka limbah medis akibat pandemi.
Kementerian Lingkungan Hidup mencatat terdapat 1.100 ton limbah medis dalam periode awal penanganan COVID-19 selama Maret-Juni 2020.
Data Indonesian Environmental Scientist Association (IESA) menunjukkan, angka tersebut meningkat 46% dibanding masa sebelum pandemi.
Tak hanya itu, volume sampah rumah tangga juga meroket pesat terutama sampah pengiriman makanan (plastik, styrofoam), alat makan sekali pakai, hingga tusuk gigi.
Vivi berharap 1000 masker ini dapat tersalurkan dengan baik dan terasa manfaat bagi masyarakat.
(*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |