Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Kasus mutilasi yang dilakukan pengamen atau manusia silver terus menyedot perhatian publik.
Diketahui telah memutilasi karyawan minimarket berinisial DS (24), kelakuan tak biasa A (17) menyita perhatian masyarakat sekitar.
Banyak yang tak percaya, ketua RW bahkan mengaku dibuat kaget bukan kepalang atas tindakan yang dilakukan A.
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Jumat (11/12/2020), Nurhadi selaku Ketua RW akhirnya angkat bicara.
Tinggal sebatang kara di rumah kontrakan, A diketahui telah ditinggalkan orang tuanya sejak berusia 10 tahun.
Hidup sebagai yatim piatu, A yang bermukim di Kampung Pulo Gede, RT 05 RW 011, Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi diakui warga sebagai anak baik.
Tak pernah berulah dan selalu menjaga sopan santun, kejadian yang dilakukan A tentu saja membuat warga kaget bukan kepalang.
"Yang saya tahu sebagai ketua RW disini, yang saya tahu anak itu memang baik, sopan santunnya juga baik," kata Nurhadi.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sudah Masuk Indonesia, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko Siap Divaksin
Diketahui lahir dari keluarga sederhana, A juga tergolong sebagai anak yang rajin beribadah sejak ditinggal oleh kedua orang tuanya.
"Sejak ditinggal bapaknya juga dia anaknya rajin ibadah, baca Alquran-nya juga bagus karena saya juga termasuk sering memberikan pelajaran baca Alquran kepada dia, anaknya baik," ujar Nurhadi.
Tak menyangka A telah menjadi pelaku pembunuhan sadis, Nurhadi sempat dibuat lemas dengan fakta tersebut.
"Makanya ketika ada berita pelaku mutilasinya warga saya, saya lemas, kaget apalagi ternyata pelakunya orang yang saya kenal," tuturnya.
Ya, tindak mutilasi yang dilakukan A mulai terkuak saat jasad DS ditemukan warga pada Senin (7/12/2020) lalu.
Ditemukan potongan tubuh tanpa kepala dan kaki, jasad korban pertama kali ditemukan di area Kalimalang, Bekasi.
Sementara sisa tubuh korban ditemukan petugas kebersihan di tempat pembuangan sampah tak jauh dari lokasi pertama.
Usut punya punya usut, A nekat memutilasi DS lantaran kesal kerap dijadikan korban sebagai pemuas nafsu bejat.
Dilecehkan dan disodomi berulang kali, A akhirnya nekat menghabisi nyawa DS secara sadis.
Dikutip dari Kompas.com, hal tersebut telah dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.
"Pelaku ini bekerja sebagai pengamen. Bertemu (dengan korban) di situ (kendaraan umum)."
"Mereka berkenalan di sana, kemudian bertemu lagi pada Juli 2020 pada saat pelaku ulang tahun," jelas Yusri di Mapolda Metro Jaya.
"Dari bulan Juli 2020 sampai terakhir Sabtu kemarin, sudah 50 kali (korban) melakukan tindakan asusila (terhadap pelaku)," imbuh Yusri.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Bogor |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |