Koordinator lapangan Basarnas Pos Solo Tri Puji menjelaskan, dibutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk mengevakuasi Pelda Eka Budi dari sungai.
"Evakuasi jenazah berlangsung 20 menit. Proses evakuasi dibantu sama warga," tutur Tri Puji.
Setelah ditemukan, jenazah langsung dibawa ke rumah sakit. "Jenazah Pelda Eka langsung dibawa ke RSUD dr Soeratno Gemolong untuk proses autopsi," ujar dia.
Sosok panutan
Kepergian Pelda Eka Budi menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan tetangga yang ditinggalkan.
Baca Juga: Kompas Gramedia Menerima Plakat Apresiasi dari Martha Tilaar Group
Salah satu warga Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen Subur (56) merasa sangat kehilangan.
Sebab, sudah 15 tahun lebih ia mengenal Pelda Eka Budi. Di mata masyarakat sekitar tempat tinggal Pelda Eka Budi, ayah dari dua orang anak itu dikenal sebagai sosok panutan.
"Kalau terjadi apa-apa di sini, dia bisa menjadi orang yang menjembatani permasalahan. Dia termasuk sosok yang jadi panutan," tutur Subur, melansir Tribun Solo.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Pilu Pelda Eka Budi, Jasad Hilang dan Ditemukan di Sungai Usai Mobil Patroli Tertabrak Kereta Api (*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan