Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel Ahmad
Grid.ID - Hampir semua orang menanti berakhirnya pandemi covid-19 yang membuat kelam dunia di sepanjang tahun 2020.
Sebagain orang percaya bahwa vaksin adalah jawaban utama, sebagian lainnya yakin hukum alam tentang kelangsungan hidup yang terus berjalan.
Baca Juga: Soal Rencana Nikahi Kalina Ocktaranny, Aming Tak Mau Menghakimi Masa Lalu Vicky Prasetyo
Beberapa vaksin yang diimpor langsung dari berbagai negara pun langsung menjadi perhatian masyarakat Indonesia, termasuk komedian sekaligus aktor, Aming.
Memiliki pandangannya sendiri, Aming mengaku tak ada dalam posisi manapun dalam perdebatan pro-kontra vaksin.
Baca Juga: Aming Dukung Keputusan Kalina Ocktaranny untuk Menikah dengan Vicky Prasetyo
"Vaksin covid, gue gak pro vaksin dan juga gak kontra vaksin, tapi setahu gue badan manusia itu canggih sudah didesain sama Allah, dia punya mekanisme yang bisa sembuhin sendiri," katanya menyampaikan saat ditemui di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, belun lama ini.
Tak ingin terburu-buru membeli vaksin, Pemain film Get Merried ini mau menunggu terlebih dahulu sampai layak pakai.
Menurutnya, beberapa alasan termasuk genetik dan letak geografis menjadi faktor patut atau tidaknya vaksin impor digunakan oleh masyarakat Indonesia.
"Gue tunggu dulu, untuk saat ini vaksinnya proper apa nggak karena kan vaksin macam-macam sementara genetik orang macam-macam," tutur Aming menyampaikan.
"Mungkin ada yang cocok di Amerika atau di mana, tapi belum tentu cocok di badan kita gitu lho. Kayak skincare untuk iklim tropis kan pastinya bahan-bahannya disesuaikan dengan kulit mereka," ungkap Aming.
Aming sendiri memilih percaya pada vaksin lokal yang masih dalam pengembangan.
Namun ia tak mau memberanikan diri memakai terlebih dahulu sebelum terbukti ampuh.
"Yang jelas aku masih lebih percaya sama vaksin lokal ya, yang katanya vaksin lokal masih dalam pengembangan," ungkap Aming.
"Tapi kalau misalkan dipake orang-orang dan cocok gue juga mau pake tapi gak tiba-tiba gue harus pakai dulu deh," tutupnya.
(*)
Penulis | : | Daniel Ahmad |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |