Menghubungi putranya sekitar pukul 01.00 dini hari, Senin (21/12/2020), Sendi Bastianto mengaku masih di Daerah Tambun, mengendarai motor ibunya.
"Pamitnya si ngomong mau ke Tambun ke rumah teman sekolahnya, dari rumah dia jalan sendiri, pamitnya jam 7 malam kira-kira," kata Sendi.
"Itu saya nelepon jam setengah 1, saya bilang ini sudah malem Dika, lalu dia jawab iya mau pulang," imbuh Sendi meceritakan percakapan saat menelepon putranya.
Ya, tak memiliki firasat buruk apapun, Sendi tiba-tiba harus menelan pil pahit atas kematian anaknya.
Tak terima dengan kejadian tersebut, Sendi Bastianto berharap polisi dapat menemukan pelaku yang telah menghabisi nyawa anaknya.
"Kita dari keluarga serahkan ke polisi, mudah-mudahan pelakunya bisa cepat ketangkap biar nggak ada korban lagi," kata Sendi di rumah duka Kavling Tunas Jaya, Harapan Mulya, Medan Satria, Bekasi, Selasa (22/12/2020).
Sementara itu melansir informasi dari WartaKotalive.com sebelumnya, detik-detik tewasnya korban APP terungkap akibat CCTV.
Ya, terekam menjadi korban begal, korban disebutkan telah dibuntuti empat sepeda motor yang ditumpangi delapan pemuda.
Saling berboncengan, para gerombolan tersebut akhirnya menghampiri korban dan melakukan tindak penganiayaan.
Diduga sempat melakukan perlawanan, korban akhirnya tewas dibacok saat berusaha kabur dan meninggalkan motornya.
Kendati demikian, Kapolsek Bekasi Utara Kompol Chalid Thayib mengatakan telah mengantongi bukti rekaman CCTV saat korban dibegal oleh kawanan tersebut.
"Ada, kita sudah selidiki dan kita amankan untuk penyelidikan lebih lanjut," ujar Chalid saat dikonfirmasi.
(*)
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nurul Nareswari |