Dalam sebuah posting blog perusahaan, Twitter mengutip dua tweet Donald Trump pada Jumat (8/1/2021) yang termasuk pernyataan bahwa ia tidak akan menghadiri pelantikan Biden pada 20 Januari.
Well, Twitter menganggap hal itu sebagai "pelanggaran terhadap Kebijakan Pemuliaan Kekerasan."
Menurut Twitter, pernyataan tersebut dapat diterima oleh sejumlah pendukungnya sebagai konfirmasi lebih lanjut bahwa pemilihan tersebut tidak sah dan terlihat saat dia menolak klaim sebelumnya yang dibuat melalui dua Tweet oleh Wakil Kepala Stafnya, Dan Scavino, bahwa akan ada 'transisi teratur' pada tanggal 20 Januari.
Baca Juga: Kerusuhan di Gedung DPR Amerika Gegara Pendukungnya, Donald Trump: Kalian Tidak Mencerminkan Negara
Perusahaan tersebut berpendapat bahwa penggunaan frase 'American Patriots' oleh Trump dalam tweet baru-baru ini juga ditafsirkan sebagai dukungan bagi mereka yang melakukan tindakan kekerasan di Capitol AS.
"Penyebutan pendukungnya memiliki 'SUARA RAKSASA jauh ke masa depan' dan bahwa 'Mereka tidak akan dihormati atau diperlakukan tidak adil dengan cara, bentuk, atau bentuk apa pun!' sedang ditafsirkan sebagai indikasi lebih lanjut bahwa Presiden Trump tidak berencana untuk memfasilitasi 'transisi yang tertib' dan sebaliknya dia berencana untuk terus mendukung, memberdayakan, dan melindungi mereka yang yakin dia memenangkan pemilihan," kata platform itu.
"Rencana untuk protes bersenjata di masa depan telah mulai berkembang biak di dalam dan di luar Twitter, termasuk serangan sekunder yang diusulkan di gedung DPR AS dan gedung DPR negara bagian pada 17 Januari 2021," menurut perusahaan.
Penangguhan permanen presiden dilakukan beberapa hari setelah Twitter mengunci akun Trump selama 12 jam.
Hal itu mengharuskan Trump melakuan penghapusan tiga tweet terbaru untuk pelanggaran berat dan berulang kali terhadap kebijakan Integritas Civic.
Saat itu, perusahaan memperingatkan pelanggaran lebih lanjut atas kebijakannya akan mengakibatkan penangguhan permanen akun @realDonaldTrump.
Twitter juga mengumumkan awal pekan ini bahwa mereka telah menghapus video Trump yang membahas kerusuhan, di mana dia menyebut para perusuh 'sangat istimewa' dan menggandakan klaim penipuan pemilu yang tidak berdasar.
Selain larangan Twitter, Facebook mengumumkan pada Kamis (7/1/2021) dalam sebuah posting oleh Mark Zuckerberg bahwa Donald Trump akan dilarang 'tanpa batas waktu' dari platformnya setelah kerusuhan di Capitol AS yang dipicu oleh presiden.
(*)
Source | : | People.com |
Penulis | : | Silmi |
Editor | : | Nesiana |