Grid.ID – Ketika pandemi virus corona muncul di awal 2020, banyak negara dan ilmuwan belum mengetahui pasti bagaimana cara menanganinya, bahkan hingga kini.
Ketidaktahuan serta ketidakpastian virus ini membuat berbagai sektor di masyarakat lumpuh.
Mau tidak mau, semua pihak harus beradaptasi dengan kenormalan baru ini, tak terkecuali para pelaku bisnis di bidang penerbitan, salah satunya Elex Media Komputindo.
Elex Media Komputindo merupakan salah satu penerbit terkemuka di Indonesia yang didirikan pada 15 Januari 1985.
Hingga kini, Elex Media Komputindo telah memiliki 10 bidang penerbitan.
Baca Juga: Tanpa Baju Seksi dan Atribut Mewah, Nagita Slavina Justru Tampil Sederhana saat Bermain Golf
Dari sisi platform, penerbit ini juga telah merambah ke dunia digital melalui e-book, audio book, serta dunia edutainment melalui produk edukatif di bawah brand Oopredo.
Di 2021, Elex Media Komputindo genap berusia 36 tahun.
Berangkat dari refleksi atas pandemi, dalam perayaannya Elex Media Komputindo mengusung tema “Changing Is Challenging”.
Pihak penerbit mengakui bahwa melakukan perubahan merupakan proses yang sulit dan acapkali menyakitkan, namun menggairahkan dan menantang daya cipta.
Tema tersebut juga dimaknai lebih jauh dengan mengangkat filosofi mendalam yang berbunyi “Tempora Mutantur”, lengkapnya: tempora mutantur, nos et mutamur in illis.
“Karena waktu berubah, kita pun di dalamnya (harus) ikut berubah.”
Tanggapnya Elex Media Komputindo terhadap perubahan praktis mengubah model bisnis penerbitan ini.
Baca Juga: Terpaksa, Ahmad Dhani dan Mulan Jameela Kini Pisah Rumah
Badan usaha yang pada dasarnya merupakan penerbitan buku ini kemudian bertransformasi menjadi content publishing.
Elex Media Komputindo kini tidak hanya menyediakan buku dan e-book, tetapi juga tampil dengan wajah baru berupa platform yang menyediakan produk mulai dari film layar lebar, film pendek, game, konten tematis untuk diaplikasikan ke museum, industri food & beverage, pariwisata, dan lain-lain.
Perayaan ulang tahun ke-36 ini pun turut Elex Media Komputindo persembahkan kepada para pembaca setianya.
Selama periode 15-31 Januari 2021, para pembaca dapat menikmati promo potongan Rp36.000 untuk pembelian buku-buku Elex Media Komputindo di Gramedia senilai minimal Rp200.000.
Potongan tambahan Rp10.600 juga akan diberikan khusus transaksi menggunakan aplikasi MyValue.
Filosofi Tempora Mutantur
Dalam sejarahnya yang sangat panjang, dunia pernah dihadapkan pada sebuah tantangan terbesarnya yakni kehancuran alam dan lingkungan, beserta semua ekosistemnya, yang terjadi 66 juta tahun lalu ketika sebuah asteroid masif menabrak permukaan bumi dan menimbulkan apa yang dikenal sebagai Extinction Level Event (E.L.E.) atau dalam bahasa awam kita adalah peristiwa “kiamat”.
Nyatanya pada saat itu, masih banyak juga bentuk kehidupan yang tersisa di muka bumi ini.
Mereka yang masih diberi kesempatan untuk hidup membawa sebuah misi yang sangat mulia yakni melanjutkan kehidupan itu sendiri.
Namun, itu semua dilakukan bukan tanpa syarat.
Setelah peristiwa kiamat tadi, semua yang mau tetap hidup harus mengadopsi satu konsep yakni berubah atau punah.
Tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa di zaman modern ini, terjadi lagi satu peristiwa besar yang mungkin bisa kita analogikan sebagai E.L.E. versi modern.
Tanpa bisa diprediksi siapa pun, tahun 2020 lalu manusia di seluruh dunia dibuat terperangah dengan munculnya Covid-19, varian virus baru yang lebih mematikan dan berdaya sebar sangat tinggi.
Elex Media Komputindo, salah satu penerbit terkemuka di Indonesia yang lahir pada 15 Januari 1985, dalam perjalanannya juga telah menghadapi berbagai perubahan yang disebabkan dinamika perkembangan ekonomi dan bisnis nasional dan global.
Salah satu gejolak yang cukup signifikan adalah krisis moneter 1998, yang disebabkan anjloknya nilai tukar Rupiah kita.
Berkat perencanaan yang cermat dan kegigihan semua karyawannya, Elex Media Komputindo dapat keluar dari krisis moneter tersebut, bahkan terus membukukan peningkatan laba di tahun-tahun selanjutnya.
Awal 2020, Elex Media Komputindo sekali lagi harus menghadapi gejolak perubahan yang bukan hanya sangat besar, melainkan juga berpotensi mematikan dunia usaha.
Merebaknya Covid-19 membuat roda bisnis global melambat dengan amat cepat dan banyak yang bahkan berhenti.
Krisis ini tidak sama dengan yang terjadi di tahun 1998.
Saat ini, perencanaan matang dan penghematan di semua lini saja belum cukup untuk mendorong pertumbuhan penerbit ke level moderat sekalipun.
Maka, di bawah pimpinan Aluisius Arisubagijo, Ida Bagus Kade Syumanjaya, Vincent Sugeng Hardojo, dan para pimpinan departemen, Elex Media Komputindo memilih untuk membuat strategi ekstrem, yakni berubah (change).
Secara mendasar, Elex Media Komputindo yang dikenal sebagai penerbit buku, kini mulai mengarah pula ke bisnis content publishing.
Semua karyawan Elex Media, yang masih diberkahi dengan kesehatan dan kelangsungan usaha, dihadapkan pada tuntutan perubahan yang sama dengan yang terjadi jutaan tahun lalu: berubah atau punah.
Untuk mampu menjawabnya, kami sekarang juga harus mulai berdamai dengan perubahan itu sendiri, menjadi tercerahkan (enlighted), bergairah (excited), dan membuat diri kita berdaya guna (empowered).
Baca Juga: Efek Samping Minum Alkohol Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Vaksin Covid-19
Dengan sikap tersebut, kita semua akan melihat masa-masa perubahan besar ini sebagai sebuah keniscayaan kehidupan yang menggairahkan dan menantang segenap daya cipta kita.
Hanya dengan menyadari dan mengimplementasikan sikap tersebut, serta dengan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa, kami semua akan survive, bahkan terlahir kembali dalam tatanan kenormalan baru dunia bisnis penerbitan.
Semua seperti judul tulisan ini, yang menyatakan bahwa Sang Waktu itu sendirilah yang membawa dan menghadirkan perubahan dalam hidup kita. Secara lengkapnya, “tempora mutantur, nos et mutamur in illis”; karena waktu berubah, kita pun di dalamnya (harus) ikut berubah.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |