Grid.ID - Tanpa kita sadari menggigit kuku jadi kebiasaan yang sering kita lakukan.
Ada banyak alasan mengapa seseorang punya kebiasaan mengigit kuku.
Tapi apapun alasannya, segera hindari kebiasaan ini karena mengigit kuku ternyata punya dampak mengerikan bagi tubuh.
Baca Juga: Getarannya Terasa Sampai Ciamis, Pangandaran Diguncang Gempa Bermagnitudo 4,7
Seperti yang kita tahu kebiasaan ini bukanlah hal yang higienis.
Tangan, apalagi kuku rawan dimasuki bakteri hingga kuman tak kasat mata yang bisa masuk ke tubuh bila kita mengigitnya.
Namun, tak bisa dipungkiri bila sebagian orang mendapatkan rasa puas dan senang ketika menggigiti kuku.
Dilansir Allure, Psikiater Rebecca Berry mengkategorikan kebiasaan menggigit kuku dan kutikula sebagai perilaku berulang yang berfokus pada tubuh atau BFRB (body-focused repetitive behaviors).
Ini mengacu pada perilaku berulang yang merusak kulit, rambut atau kuku seseorang.
"Seseorang mungkin mengalami berbagai emosi sebelum dan selama melakukan kebiasaan tersebut, termasuk stres, cemas, marah, dan tidak sabar, dan menggigit atau mengunyah kuku memberikan rasa lega atau kesenangan langsung terhadap mereka," kata Berry.
Sementara sebagian orang lainnya mungkin sekadar mengalami kebosanan atau nggak puas, dan menemukan kalo menggigit dan mengunyah kuku menawarkan stimulasi sensorik.
Selain itu, terkadang mereka juga bisa meningkatkan fokus pada suatu pekerjaan karena melakukan kebiasaan tersebut Ini menciptakan semacam lingkaran setan di mana kita terus mengulanginya dan ingin terus melakukannya.
Lebih lanjut, Psikolog dan Dermatolog Evan Rieder menjelaskan bahwa kebiasaan menggigit kuku juga bisa menjadi respons terhadap rangsangan emosional yang kemudian berkembang menjadi perilaku yang terjadi secara otomatis, bahkan tanpa adanya rangsangan apapun.
Baca Juga: Aura Kasih Pisah dengan Anak Seminggu Pasca Jalani Operasi Pencangkokan Gendang Telinga
Dengan kata lain, menggigit bisa menjadi respons psikologis terhadap emosi yang kita lekatkan padanya, yang pada akhirnya menjadi refleks dan kebiasaan yang sulit dihentikan.
Efek Membiarkan Kebiasaan Menggigit Kuku
Kebiasaan menggigit kuku yang dibiarkan daat menimbulkan efek samping langsung, seperti pembengkakan, pendarahan, dan nyeri.
Namun, efek yang terjadi dari waktu ke waktu mungkin jauh lebih menakutkan.
"Efek jangka panjang sebenarnya dapat mencakup luka jaringan parut, perubahan warna permanen, dan infeksi jamur kronis pada kulit," kata dokter kulit Mona Gohara.
Rieder menjelaskan, perubahan warna tersebut disebabkan oleh respons biologis yang dipicu oleh aktivitas ketika menggigit kuku.
"Kadang-kadang melanosit, sel pembuat pigmen, dalam matriks kuku tempat kuku terbentuk terstimulasi dan mulai membuat lebih banyak pigmen," kata Rieder.
Baca Juga: Ditanya Isu Nikah, Ivan Gunawan: Saya Cuma Buat Cincin Baru Aja
Kuku dapat mengembangkan garis-garis dan bercak coklat, atau kelainan arsitektur, seperti punggung bukit, bintik-bintik darah, dan skala atau kerak.
Menurut Dokter kulit, Charlotte Birnbaum, karena kutikula adalah garis pertahanan pertama kuku kita, kerusakan pada kutikula dapat menyebabkan infeksi di sekitar kuku.
"Pada orang-orang yang gemar menggigit kuku, kita dapat melihat risiko infeksi bakteri, infeksi virus herpes, dan penyebaran kutil yang lebih mudah di sekitar kuku," katanya.
Itulah sebabnya, menggigit kuku bisa menyebabkan kerusakan kuku permanen bahkan kehilangan kuku.
Waduh!
Menghentikan kebiasaan
Menurut Berry, belajar mengalahkan kebiasaan menggigit kuku adalah kuncinya.
Menurut dia, terapi perilaku kognitif (CBT) adalah "standar emas" dalam menangani perilaku berulang seperti menggigit kuku.
Terapi memang membutuhkan bantuan ahli kesehatan mental, tetapi Berry menyebutkan ada beberapa poin penting yang dapat kamu lakukan sendiri di rumah.
Awalnya, terapis dan klien akan bekerja bersama untuk melakukan penilaian menyeluruh atas perilaku bermasalah tersebut, termasuk pikiran, perasaan, dan perilaku sebelum menggigit, selama menggigit, dan setelah menggigit.
"Selanjutnya, terapis membimbing klien untuk menetapkan pengganti sensorik yang dapat digunakan individu memenuhi kebutuhan mereka dengan cara yang berbeda," kata Berry.
Dengan kata lain, jika kamu dapat mengidentifikasi mengapa kamu begitu menikmati kebiasaan menggigit kuku, kamu dapat mengetahui kapan kamu membutuhkan rangsangan untuk mengalihkan perhatian dari melakukannya.
Jika kamu tahu bahwa kamu sering menggigit kuku saat stres tentang pekerjaan, misalnya, simpanlah sesuatu di meja kerja yang dapat mengalihkan perhatianmu dari menggigit kuku ketika stres menyerang.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketahuilah, Dampak Buruk Kebiasaan Menggigit Kuku bagi Kesehatan"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |