Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Rata-rata pasien Covid-19 membutuhkan waktu empat belas hari untuk dinyatakan negatif dari Covid-19.
Namun, walaupun hasil test sudah menyatakan negatif, terkadang beberapa penyintas Covid-19 masih bisa merasakan gejala-gejala Covid-19.
Seperti yang diwartakan oleh Kompas.com, hampir 75 persen penyintas Covid-19 mengeluhkan tanda dan gejala yang masih muncul meskipun hasil test sudah negatif.
Kondisi ini ternyata dinamakan sebagai Long Covid atau yang dulunya sempat dikenal sebagai Post-Covid Syndrome atau Chronical Covid.
Istilah ini dijelaskan oleh Dr dr Agus Dwi Susanto, Sp.P(K) seperti yang dilansir dari Tribunnews.com.
Menurut dr Agus, gejala-gejala masih bisa dirasakan hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan setelah sembuh dari Covid-19.
Baca Juga: Ragam Manfaat Susu Kambing untuk Kesehatan, Menjaga Jantung hingga Mengobati Anemia
"Dari yang paling banyak adalah chronic fatigue syndrome, yaitu gejala kelelahan kronik. Kemudian gejala sesak napas berat, gejala berdebar-debar, ini terkait dengan jantung," jelas dr Agus.
Selain itu, nyeri sendi dan otot serta gangguan psikologis seperti depresi juga bisa termasuk ke dalam gejala long covid.
Bahkan, seperti yang diberitakan oleh Tribun Jogja, sekitar 81 dari 110 orang yang telah sembuh dari Covid-19 di Inggris dan masih mengalami gejala-gejala Covid-19 seperti insomnia, nyeri di dada, menggigil, dan muntah.
Bukan hanya itu, ada juga laporan bahwa beberapa dari mereka mengalami rambut rontok, demam, diare, halusinasi, lecet di dagu, sulit memahami orang lain, serta disorientasi.
Baca Juga: Kenali Gangguan Tidur Sleep Apnea yang Dapat Membuat Napasmu Berhenti Saat Tidur
Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, belum ada penjelasan pasti kenapa sesak napas dan kelelahan tetap muncul padahal seseorang sudah dinyatakan sembuh.
Namun para ahli menduga, penyebaran virus SARS-COV-2 di dalam tubuh bisa memperlambat fungsi pernapasan dan membuat sistem kekebalan tubuh menurun.
Virus bisa merusak sel-sel sehat dan lapisan paru-paru sehingga membuat tubuh rentan terhadap infeksi, gangguan pernapasan, pneumonia, dan fibrosis paru.
Tidak menutup kemungkinan juga bahwa efek setelah sembuh dari Covid-1 dapat merusak fungsi vital tubuh dan menimbulkan komplikasi.
Menurut dr Agus, hal ini bisa terjadi akibat proses ketika sakit menimbulkan kelainan secara anatomik, yang akhirnya memengaruhi secara fungsional.
"Sebenarnya long covid ini, laporannya bisa semua populasi ya, hanya porsinya yang berbeda-beda. Tetapi ada beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi," ujar dr Agus seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.
Kelompok yang memiliki risiko mengalami long covid diantaranya adalah:
- Pasien-pasien yang memiliki penyakit dasar seperti jantung, paru-paru kronik
- Orang lanjut usia
- Orang-orang yang berpotensi memiliki penyakit kronik seperti perokok
Oleh karena itu, penting untuk terus memantau dan mengevaluasi kesehatan walaupun sudah dinyatakan negatif.
Baca Juga: Pembalut Kain Diklaim Ramah Lingkungan, Amankah Bagi Kesehatan? Simak Kelebihan dan Kekurangannya
Untuk melatih pernapasan, bisa melakukan latihan pernapasan seperti yoga dan meditasi.
Ingatlah untuk membatasi aktivitas di minggu-minggu pertama setelah dinyatakan sembuh dan jangan sampai tubuh kelelahan.
Apabila gejala yang dialami terasa semakin parah, segeralah memeriksakan diri ke dokter.
(*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,Tribun Jogja |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Nesiana |