Baca Juga: Tantang Pasangan Pakai Pregnancy Belly, Simulator Ibu Hamil Agar Pria Lebih Menghargai Wanita Hamil
Menurut Francis, morning sickness terjadi karena adanya peningkatan beberapa hormon, terutama Human Chorionic Gonadotropin (hCG).
Peningkatan hormone ini memang terjadi sangat pesat di awal kehamilan dan peningkatannya akan bertambah dua kali lipat setiap minggunya di beberapa minggu pertama kehamilan.
Pada beberapa wanita yang tidak merasakan morning sickness sama sekali, bisa jadi menandakan kadar hormon di tubuhnya rendah.
Baca Juga: Hamil Ketika Pandemi? Jangan Khawatir, Terapkan Tips-Tips Ini Supaya Ibu dan Bayi Aman
Nah, jika hormon ini terus menerus dalam kadar rendah tanpa adanya peningkatan dapat meningkatkan risiko keguguran.
Namun kembali lagi, tidak mengalami morning sickness bukan menandakan kadar hormon dalam tubuh tidak normal.
"Jika tidak mengalami morning sickness, bukan berarti kadar hormonalnya tidak normal, bisa juga karena tubuhnya bisa menoleransi kehamilan lebih baik," kata Francis.
Baca Juga: Alami Keguguran Setelah Dinyatakan Positif Hamil, Nathalie Holscher Khawatir Kecewakan Sule
Biasanya morning sickness ini akan hilang memasuki trimester kedua, sebab tubuh sudah bisa menangani kadar hormon yang meningkat.
Tapi pada beberapa kasus, ada juga yang gejala mualnya tidak juga hilang sampai akan melahirkan.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya hamil anak pertama, pernah mengalami morning sickness di kehamilan sebelumnya, mengandung anak kembar juga ada riwayat morning sickness di dalam keluarga.
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com,Grid Health |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Okki Margaretha |