Selain Paulus dan Mery ada keluarga lain yang juga tinggal di rumah kos itu, yakni Jefri Lakmau dan Yosti Lakmau, keduanya selamat.
Pemerintah setempat telah mengevakuasi seluruh penduduk di bantaran Kali Liliba.
Untuk sementara para warga mengungsi ke Gereja Paroki St Petrus Rasul TDM kota Kupang.
Baca Juga: Diduga Pipa Gas Bocor, 6 Warga di Mandailing Natal Meninggal Dunia Akibat Hirup Gas Beracun
Adriana juga menambahkan jika sebelum longsor terjadi, hujan deras disertai angin mengguyur kota tersebut.
Dan pada keesokan harinya pukul 05:00 WITA terdengar suara gemuruh yang menandakan longsor.
"Pukul 05.00 itu kami belum tidur karena anak saya terus menangis, tiba-tiba terdengar seperti gempa ternyata ada batu besar terguling dari atas dan mengenai rumah Paulus dan Welmince," ungkap Adrian dilansir Tribunwow.com, Selasa (26/1/2021).
Di saat yang sama, suara teriakan yang diduga adalah Paulus terdengar meminta bantuan.
Setelah dievakuasi, Paulus dan Mery segera diantar ke Rumah Sakit Leona, namun nahas keduanya tak bisa tertolong.
Sebelumnya, pihak BPBD kota Kupang mengkonfirmasi jika longsor terjadi lantaran hujan dan angin kencang yang melanda sehari sebelumnya.
(*)
Source | : | Tribunwow.com,KOMPAS.com |
Penulis | : | Citra Widani |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |