"Kami kebetulan di ICRAF juga sedang memikirkan mengenai pendidikan lingkungan hidup. Jadi ingin melihat dan menganalisis kira-kira seperti apa pendidikan lingkungan hidup di Indonesia. Saat kami mencoba untuk berinteraksi dengan beberapa stakeholder termasuk pemerintah, memang sudah ada, tapi sayangnya belum terintegrasi. Jadi misalnya di kurikulum itu memang ada tapi hanya beberapa, tidak ada sesuatu yang memang berkelanjutan terus," jelas Dr. Beria.
Selain itu, diperlukan pula upaya yang lebih besar dari tenaga pengajar untuk memasukkan materi-materi tentang lingkungan supaya lebih terintegrasi.
"Kemudian dari segi tenaga pengajarnya. Di sini mungkin juga perlu effort tambahan supaya bagaimana para guru juga bisa memasukkan materi-materi yang tentang lingkungan secara lebih terintegrasi," tambah Dr Beria.
Hal ini akhirnya memerlukan peran orang tua sebagai pendidik pertama dan utama yang berpengaruh besar pada anak.
Orangtua juga perlu ikut berperan dalam memberikan edukasi pada anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan.
Baca Juga: Ghaitsa Kenang Sebut International Flower Competition 2019 Ajang yang Unik
Beberapa hal kecil yang diajarkan orang tua mungkin akan sangat berpengaruh pada anak, seperti misalnya mematikan lampu dan kran air setelah digunakan, membuang sampah pada tempatnya, serta mengajak anak menanam dan merawat pohon di taman rumah.
Selain itu juga orangtua bisa memilihkan anak sekolah yang mempunyai berbagai macam program pendidikan tentang lingkungan hidup yang terintegrasi sehingga anak tumbuh dengan terbiasa menjaga lingkungan di sekitarnya.
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Kompas.com,Bain.com |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Nesiana Yuko A |