Menurut Benjamin Neuman, PhD, seorang ahli virologi dan kepala departemen biologi di Texas A&M University-Texarkana, kita belum lama menangani virus ini, jadi para ilmuwan masih mengungkap jenis kekebalan jangka panjang yang dimiliki orang.
Menurutnya, kekebalan terhadap virus corona biasanya berlangsung sekitar satu tahun.
Akan tetapi, terkadang lebih pendek (6 bulan) atau lebih lama (2 tahun), hal itu menurut Dr. Yvonne Maldonado, kepala divisi penyakit menular anak di Sekolah Kedokteran Universitas Stanford, California.
“Ini hanya satu kasus, tetapi menunjukkan bahwa kita mungkin harus melihat kekebalan terhadap SARS-CoV-2 dari perspektif virus corona lain, dengan antibodi yang turun dengan cepat dan infeksi ulang menjadi hal yang umum,” kata Neuman.
Para peneliti menduga, infeksi pertama dapat meningkatkan kekebalan seseorang untuk melawan infeksi kedua.
"Mungkin ada bagian lain dari sistem kekebalannya yang tidak diperiksa pada saat itu, sel B memori atau sel T mungkin, yang masih mengingat infeksi pertama dan dapat membantu membersihkan infeksi kedua," kata Neuman.
Lebih lanjut, Maldonado mengatakan, dengan virus seperti rotavirus atau polio, kita dapat tertular infeksi berulang kali, tetapi penyakit berikutnya kemungkinan tidak akan terlalu parah.
Baca Juga: Gejalanya Hampir Sama, Apa Bedanya Sesak Napas Akibat Covid-19 dan Serangan Jantung?
“Secara umum, infeksi kedua dan ketiga cenderung tidak terlalu parah, itu mungkin berkaitan dengan respons imun Anda. Tapi kami tidak terlalu tahu tentang cara kerjanya,” tutup Maldonado.
(*)
Source | : | Kompas.com,healthline.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Ayu Wulansari K |