"Pas aku keluar, tiba-tiba dia keluar dari kamar dan bener-benar jatoh, dan manggil-manggil aku 'Astrid, Astrid'," jelas Astrid.
"Aku keluar dari kamar mandi dan pegang tangan mas Uya, 'aku di sini, aku di sini', terus aku liat dia muka pucat, bibir pucat, mata ke atas terus jatoh," bebernya.
Untungnya, setelah dirawat di rumah sakit selama 9 hari, keadaan Uya berangsur membaik hingga akhirnya dinyatakan sembuh.
Demam memang salah satu gejala yang khas diderita oleh orang yang positif Covid-19.
Seseorang yang memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat celcius harus segera memeriksakan dirinya karena diduga telah tertular Covid-19.
Nah, untuk mengurangi demam, biasanya pasien akan diberikan obat penurun demam oleh dokter.
Di Indonesia sendiri, obat demam yang beredar di pasaran secara luas adalah paracetamol dan ibuprofen.
Kedua, obat ini memang berfungsi untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri, namun bagaimanapun, kedua jenis obat ini adalah obat yang berbeda dan tidak boleh asal digunakan.
Lalu, di antara kedua obat ini, manakah yang dianjurkan untuk penderita Covid-19?
Juru bicara WHO, Christian Lindmeier, mengungkapkan bahwa WHO merekomendasikan paracetamol untuk pengobatan pada pasien Covid-19.
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | AFP,YouTube |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Ayu Wulansari K |