"Apabila punya alat saturasi oksigen (pulse oximeter), maka kita bisa tanya berapa saturasi oksigen pasien per hari, sehingga kita bisa mengetahui progres dari pasien," jelas dr Alex.
Dr Alex mengingatkan beberapa hal yang perlu diketahui pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah, di antaranya sebagai berikut.
Selalu menggunakan masker bila berinteraksi atau keluar kamar ketemu anggota keluarga. -
Menjaga jarak 1,5 meter saat berinteraksi.
Mencuci tangan dg sabun, air mengalir atau hand sanitizer.
Setiap setelah makan dan minum, alat makan langsung di cuci dengan sabun dan air mengalir.
Berjemur setiap pagi sebelum pukul 09.00 dan sore setiap lewat pukul 15.00 selama 15 menit.
Pakaian yang sudah dipakai segera bungkus dengan kantong kantong plastik ikat rapat, masukan atau rendam di mesin cuci atau bak cucian yang sudah ada diterjennya.
Ukur suhu tubuh rutin 2 kali sehari. Bila suhu lebih dari 38 derajat Celcius, segera laporkan ke petugas FKTPLantas, kapan saatnya pasien Covid-19 isolasi mandiri harus ke dokter?
Kontrol ke dokter apabila keluhan ringan bertambah berat dengan terapi yang ada.
Misalnya, kata dr Alex, seperti suhu tubuh naik-turun selama tiga hari setelah isolasi mandiri, atau mulai mengeluhkan sesak napas, napas pendek dan dangkal, serta batuk yang semakin berat.
"Saat isolasi mandiri disarankan (pasien Covid-19) memiliki alat pengukur suhu dan oximeter," imbuh dr Alex.
Lebih lanjut dr Alex mengatakan pasien yang melakukan isolasi mandiri tidak perlu pemeriksaan medis lagi.
Sebab, pasien isolasi mandiri hanya memiliki keluhan ringan.