"Kalau pemulihan ekonomi tahun ini kabarnya lebih optimistis dengan catatan COVID-19 bisa terkendali,” ungkap Dewi Indriastuti selaku jurnalis Harian Kompas saat berbicara di forum tersebut.
Kondisi yang serba sulit di masa pandemi ini kemudian dilihat sebagai sebuah peluang untuk mengembangkan penjualan produk-produk lokal oleh M Bloc Market.
"Saya melihat tidak ada ruang untuk brand lokal. Mereka ini sebenarnya punya kemampuan untuk maju, tapi tidak ada peluangnya karena tidak dibuka kesempatannya," ujar Handoko Hendroyono selaku CEO M Bloc Market.
Sementara pandangan yang berbeda diutarakan oleh Helga dari Burgreens & Green Butcher.
“Kalau di Indonesia brand lokal vibrant banget. Sebagai brand lokal memiliki keuntungan market understanding dan cara komunikasi sehingga tahu yang cocok dengan konsumen kita."
"Kemasan brand lokal sekarang aku lihat juga keren-keren. Tapi brand lokal punya kekurangan di scaling
management."
"Brand lokal hanya bisa bertahan kalau dapat mengikuti permintaan pasar untuk memenuhi order dan bisa beradaptasi dengan cepat."
"Harapannya brand lokal bisa dibantu oleh market place untuk bersaing dengan brand-brand impor yang didukung grup besar,” jelas Helga Angelina selaku Co-founder & CEO Burgreens & Green Butcher.
Mengetahui kondisi tersebut di atas, fokus utama M Bloc Market adalah menjadi outlet premium bagi rantai pasokan yang berasal dari para produsen UMKM terkemuka dan para pendatang baru terkurasi yang usahanya layak untuk didukung.
M Bloc Market ingin melayani komunitas dan membuat tingkatan baru dalam berbelanja bahan kebutuhan harian menjadi sebuah pengalaman
menarik yang sekaligus ramah lingkungan.
Handoko menutup dengan mengatakan bahwa Indonesia perlu membuat 'ombak' sendiri.
Bukan hanya sebagai jargon Indonesian Wave, namun hal ini bisa dilihat sebagai peluang untuk memajukan ekonomi Indonesia ke depannya nanti.
(*)
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |