"Dahulu kala sebelum adanya informasi secara visual, manusia mendapatkan info secara cetak (contoh: koran, majalah) dan kemudian audio (radio), sampai akhirnya media cetak dan radio kalah pamor dengan media online dan media TV," sambungnya.
Lantas, hal tersebut mengingatkan Annisa Pohan saat dirinya masih menjadi seorang penyiar radio di tahun 90-an.
Annisa Pohan juga menceritakan pengalamannya yang gemar mendengarkan radio sehingga hal itu mengantarkannya sebagai seorang penyiar kala itu.
"Nah ini mengingatkan saya nih akan masa masa kejayaan radio dulu di tahun 90an"
"Dulu waktu remaja saya suka bgt dengerin radio, banyak info yg update, terutama dapat tau musik baru2 dr radio, kayaknya bakal ketinggalan jaman kalau ga tune in di radio. Radio yg hits di Jakarta? Salah satunya radio Prambors, apalagi kalau siaran Irvan-angga, bisa ngakak2 sendiri"
"Itu semua yang akhirnya menghantarkan saya sampai menjadi penyiar di radio OZ bandung di tahun 1999, usia 18’tahun, bukan cita-cita saya, hanya kecintaan yg menjadi pekerjaan. “ Do what you love and love what you do” pepatah itu benar-benar yang saya rasain masa itu," ungkap Annisa Pohan.
Bahkan, istri AHY itu juga memberikan tebak-tebakan kepada netizen mengenai upahnya saat menjadi penyiar radio saat itu.
Ternyata Annisa Pohan hanya dibayar Rp 6 ribu per jam saat masih menjadi penyiar radio.
"Berapa upah saya pertama kali jadi penyiar radio? coba tebaaaaakkkkk....
Rp.6000/ jam!!!!
tapi lumayan cukup utk bayar kos tiap bulan di bandung walau mepet heheheheh," terang Annisa Pohan.
"Cover majalah tahun 2002 ini mewakili 5 penyiar dan 5 radio anak muda yg hits pada jamannya (alias radio competitor). hei siapa nih yg disini anak radio? komen dooongs kenangan masa lalu dan kalau ada yang tau penyiar lain yg di cover ini , tolong di tag yaaa," pungkasnya.
(*)
Betrand Peto Menginjak Usia 20 Tahun, Sarwendah Ungkap Harapannya untuk sang Putra
Source | : | |
Penulis | : | Fidiah Nuzul Aini |
Editor | : | Fidiah Nuzul Aini |