5. Makan tanpa adanya distraksi
Orangtua juga disarankan untuk melihat perkembangan mental anak.
Semisal dengan mengajak anak duduk di meja makan dan menghindari distraksi.
Jika anak ingin makan di lantai, orang tua juga bisa menuruti kemauan buah hatinya dengan menyediakan meja kecil.
Yang terpenting adalah anak tidak lari-lari atau jalan-jalan saat waktunya makan.
Baca Juga: Ingin Anak Menguasai Dua Bahasa? Ketahui Dulu Risiko Pola Pengajaran Bilingual
Anak harus menyadari kalau dia sedang makan dan butuh makan.
Kalau tidak, hal itu akan menghipnotis anak untuk mengunyah dan melakukan yang disuruh saja agar kesenangannya (contoh menonton youtube atau tv) tidak terputus.
6. Jeda makan 2-3 jam
Jeda antar makan 2-3 jam, hal ini karena pengosongan lambung biasanya terjadi selama durasi tersebut.
Di antara itu, anak tidak boleh makan apapun selain minum air putih.
Bahkan, ASI-pun sebaiknya tidak diberikan jika belum waktunya tidur.
7. Susu hanya saat mau tidur dan setelah makan
ASI atau susu sebaiknya hanya diberikan saat mau tidur dan setelah jam makan.
Oleh karenanya, orangtua harus mengatur jadwal makan dan tidur anak secara teratur.
Dr. Kanya menekankan, bahwa anak yang tidak mau makan karena dia sudah mengerti bahwa setiap akhir sesi makan akan konflik dengan orangtua, sehingga memilih menghindari konflik itu dengan tidak makan sama sekali.
“Karena dia akan berpikir, halah makan juga ujung-ujungnya aku dimarahi gara-gara nggak habis. Makanya kenapa tidak boleh ada trauma dan dipaksakan, agar anak tidak trauma makan,” tutup Dr. Kanya.
(*)
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Irene Cynthia Hadi |