Peneliti memberi makan tiga kelompok tikus diet tinggi lemak.
Satu kelompok diberi protein peptida ubi jalar (SPP) dengan konsentrasi tinggi, lalu satu kelompok lagi dengan konsentrasi rendah.
Setelah 28 hari, para peneliti menimbang tikus tersebut dan melakukan serangkaian pengukuran.
Baca Juga: Minum Air Rebusan Ubi Jalar yang Jitu Turunkan Berat Badan Secara Drastis. Begini Caranya!
Mereka memeriksa massa hati, jaringan lemak, kadar kolesterol lemak, dan kadar trigliserida.
Para ilmuwan juga mengukur kadar leptin dan adiponektin, yang mengatur metabolisme tubuh dan memainkan peran kunci dalam obesitas dan sindrom metabolik.
Tikus yang diberi makan tingkat SPP yang lebih tinggi memiliki berat badan dan massa hati yang secara signifikan lebih rendah.
Tikus ini juga memiliki kadar kolesterol dan trigliserida yang lebih rendah, serta kadar hormon metabolik leptin dan adiponektin yang lebih tinggi.
Temuan menunjukkan bahwa SPP bisa menekan nafsu makan dan mengontrol metabolisme lipid pada tikus.
Penelitian lebih lanjut memang diperlukan untuk melihat apakah efek yang sama berlaku untuk manusia, tetapi Dr. Ishiguro mengatakan bahwa hasilnya sangat menjanjikan.
“Hasil penelitian ini sangat menjanjikan, memberikan pilihan baru untuk menggunakan air limbah ini daripada membuangnya. Kami berharap SPP digunakan untuk bahan pangan fungsional di masa depan,” jelas Dr Ishiguro.
(*)
Rencana Kim Sae Ron Sebelum Meninggal, Sempat Ubah Nama sampai Akan Buka Kafe Usai Kena Cancel Culture
Source | : | Medical News Today |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |