Investasi bisa diletakkan di dua instrumen dengan risiko yang berbeda, yakni rendah dan tinggi.
Instrumen investasi yang berisiko rendah misalnya seperti deposito, surat berharga negara, atau emas.
Sementara instrumen investasi yang memiliki risiko tinggi di antaranya reksa dana saham dan saham.
Apabila kita memilih setidaknya dua instrumen investasi, maka uang kita dapat terpantau aman apabila terjadi krisis secara tiba-tiba.
Biasanya, investasi di instrumen berisiko rendah dapat memberi keuntungan, meskipun sedang terjadi krisis dunia.
Meletakkan dana investasi pada instrumen yang berisiko tinggi dan rendah bisa dibagi 50:50.
Humprey menyarankan pembagian tersebut bisa diinvestasikan untuk emas dan saham.
Baca Juga: Kecil-Kecil Cabe Rawit, Anak Kedua Raditya Dika Sudah Punya Saham dan Jadi Investor
Emas disebut meminimalkan kerugian dari investasi karena termasuk safe haven atau tempat aman.
Sedangkan investasi pada saham, dapat memilih produk perusahaan yang harganya tidak terlalu fluktuatif.
Jadi, ingat ya! Jangan terpaku pada satu instrumen investasi saja, tapi letakkan juga danamu pada produk berbeda.
Semoga cuan!
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | KOMPAS.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Nisrina Khoirunnisa |
Editor | : | Deshinta N |