Sindrom ini juga dapat memicu gejala lain, seperti halusinasi, disorientasi, sifat mudah marah, perilaku kekanak-kanakan, nafsu makan meningkat, hingga dorongan seks yang berlebihan.
5. Penyebab
Penyebab pasti KLS tidak diketahui, tetapi beberapa dokter yakin faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko untuk kondisi ini.
Misalnya, KLS mungkin timbul dari cedera di hipotalamus, bagian otak yang mengontrol tidur, nafsu makan, dan suhu tubuh.
Kemungkinan, cedera bisa jatuh dan mengenai kepala, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi tautan ini.
Beberapa orang juga mengalami KLS setelah infeksi, seperti flu.
Hal ini membuat beberapa peneliti percaya KLS mungkin merupakan jenis gangguan autoimun.
Beberapa insiden KLS mungkin juga bersifat genetik.
Ada kasus di mana gangguan tersebut memengaruhi lebih dari satu orang dalam keluarga.
6. Cara mendiagnosis
KLS adalah kelainan yang sulit didiagnosis.
Hal ini karena dapat terjadi dengan gejala kejiwaan, bahkan beberapa orang salah didiagnosis dengan gangguan kejiwaan.
Akibatnya, dibutuhkan waktu rata-rata empat tahun bagi seseorang untuk menerima diagnosis yang akurat.
7. Beradaptasi dengan KLS
Karena KLS dapat terjadi dalam rentang waktu 10 tahun atau lebih, hidup dengan kondisi ini dapat memberikan dampak yang luar biasa.
Ini dapat mengganggu kemampuan untuk bekerja, sekolah, hingga membina hubungan dengan teman dan keluarga.
Kondisi ini juga dapat memicu kecemasan dan depresi, terutama karena tidak tahu kapan akan terjadi atau berapa lama berlangsungnya.
Bicaralah dengan dokter tentang cara terbaik mengidentifikasi kondisi yang akan datang.
Rasa lelah dan kantuk yang disebabkan oleh KLS bisa terjadi secara tiba-tiba. (*)
Source | : | Kompas.com,Healthline |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |