Kondisi ini dapat mengurangi aliran darah menuju jantung sehingga meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.
Risiko ini akan semakin tinggi apabila seseorang mengalami obesitas, malas berolahraga, merokok dan memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes atau gangguan ginjal.
Senada dengan pernyataan Rahma, mengutip Kompas.com, dokter spesialis gizi Dr. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK(K) menganjurkan untuk tidak mengonsumsi kolak sebagai makanan pembuka saat berbuka puasa.
Tentunya, hal ini dikarenakan kandungan santan yang juga dapat menyebabkan mual hingga muntah.
“Kalau puasa perut kan istirahat, kemudian lambung masuk santan itu bisa timbul mual atau muntah,” ujar dia.
Santan disebut mengandung lemak tak jenuh atau saturated fatty acid yang menyebabkan asam lambung meningkat.
Tubuh juga cenderung membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna santan yang kental sehingga bisa memicu penyakit maag.
Baca Juga: Apa Bedanya Kolesterol Baik dan Kolesterol Jahat? Kenalan yuk!
Meskipun begitu, ini bukan berarti kamu tidak diperbolehkan sama sekali mengonsumsi hidangan santan untuk berbuka puasa.
Menurut dr. Arieska Ann Soenarta, Sp.JP, seorang konsultan kardiologis, mengonsumsi makanan bersantan boleh saja asal dibatasi.
"Kalau buka puasa boleh makan makanan bersantan, tetapi batasi jangan over walaupun santan itu gurih dan dapat meningkatkan nafsu makan," katanya.
Namun, dr. Arieska tetap lebih menyarankan untuk berbuka puasa dengan hidangan yang lebih sehat seperti buah dan sayur.
Buah dan sayur diketahui lebih bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena dapat mengandung nutrisi penting seperti protein, serat, vitamin dan mineral.
Kandungan nutrisi ini dinilai dapat menggantikan nutrisi-nutirisi yang hilang selama kita berpuasa.
Baca Juga: Mitos Santan Mengandung Kolesterol dan Tak Baik Bagi Kesehatan, Begini Faktanya Menurut Ahli
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Irene Cynthia |