Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Memperingati Bulan Kesadaran Autisme Sedunia, Cindy Fatika Sari menunjukkan dukungannya terhadap individu dengan autisme.
Dukungan ini disampaikannya melalui sebuah unggahan di Instagram bersama anaknya yang mengidap Autism Spectrum Disorder (ASD).
“Aku, ibunda dari Teuku Omar Athallah (Omar), remaja 17 tahun dengan Autism Spectrum Disorder/ASD, ingin mendorong masyarakat agar lebih dapat menerima keberadaan individu dengan ASD” tulis Cindy dalam Instagram @cindyfatikasari18 pada Rabu (28/4/2021).
Menurut aktris berusia 42 tahun ini, dikarunai anak dengan autisme adalah anugerah dan keberkahan untuknya.
Dan sebagai orangtua, ia merasa harus mensyukuri, mencintai, dan mendukung sang anak supaya bisa menjadi individu yang mandiri, berpotensi, dan berprestasi.
Istri dari Teuku Firmansyah ini juga menekankan untuk tidak menjadikan autisme sebagai bahan bercandaan.
“Stop menggunakan kata autis/autisme untuk bahan bercandaan juga ya,” lanjutnya.
Mengutip TribunJatim.com, Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan neurologis yang mempengaruhi bagaimana penderitanya bertindak dan berinteraksi dengan orang lain, berkomunikasi, dan belajar.
Kondisi ini biasanya sudah muncul sejak penderitanya masih kecil dan akan berlangsung sepanjang usia penderitanya.
Penyebab kondisi ini belum bisa dipastikan secara pasti, namun para peneliti menyimpulkan adanya kerusakan pada otak anak dengan autisme.
Kerusakan ini terutama pada bagian yang seharusnya memproses dan mengartikan bahasa.
Di samping itu, kondisi ini juga bisa terjadi karena adanya faktor genetik yang artinya turun temurun dalam keluarga.
Melansir Kompas.com, ada beberapa faktor risiko yang bisa membuat anak terlahir dengan autisme, di antaranya adalah:
- Ibu hamil di usia yang tidak lagi muda, apalagi jika sang ayah juga sudah berusia lanjut
- Ibu hamil terpapar efek negatif dari obat-obatan tertentu, misalnya obat antikejang
- Ibu hamil mengonsumsi alkohol
- Terdapat masalah kesehatan ketika ibu hamil, misalnya diabetes dan obesitas
- Bayi lahir dengan penyakit bawaan yang tidak segera ditangani, misalnya kelainan metabolisme yang disebut phenylketonuria (PKU) dan rubella alias campak Jerman
Seorang anak biasanya sudah bisa diprediksikan menderita autisme sejak masih kecil, paling tidak usia dua atau tiga tahun.
Hal ini diketahui dari gejala-gejala yang tampak pada anak, terutama kemampuannya berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
Gejala-gejalanya pun beragam pada setiap anak, misalnya:
Baca Juga: Jika Tak Cepat Ditangani, Ibu Hamil yang Alami Demam Berisiko Lahirkan Anak Autis
- Tidak mengoceh (babbling) atau menggumam (cooing) saat ia masih bayi
- Tidak merespons ketika namanya dipanggil
- Berbicara dengan nada suara yang tidak biasa, misalnya suara mirip robot
- Menghindari kontak mata
- Mengalami keterlambatan berbicara
- Kesulitan menjaga pembicaraan dengan orang lain
- Sering mengulang frase tertentu
- Kesulitan memahami perasaan orang lain, juga tidak bisa mengekspresikan perasaannya sendiri
- Memiliki ketertarikan yang berlebihan terhadap topik tertentu, misalnya sering membicarakan tentang mobil, pesawat terbang, dan lain-lain
- Kerap disibukkan dengan objek tertentu, misalnya mainan atau peralatan rumah tangga
- Terlibat dalam perbuatan diulang-ulang, misalnya membariskan mobil-mobilan berdasarkan gradasi warnanya
Baca Juga: Ibu Pengidap Diabetes Bisa Tingkatkan Risiko Autis pada Anak, Berikut Penjelasannya
Biasanya anak dengan autisme akan merasa frustasi, marah, stress, atau sedih ketika dihadapkan dengan kegiatan yang membuatnya kelimpungan.
Namun menariknya, sekitar 1 sampai 10 anak dengan autisme memperlihatkan adanya sindrom savant yang luar biasa.
Sindrom ini memungkinkan seseorang memperlihatkan kemampuan luar biasa pada bidang tertentu.
Misalnya, memainkan musik dengan sempurna, menyelesaikan soal matematika yang kompleks, dan mencapai nilai akademis yang sempurna.
Nah, jika orangtua menyadari gejala-gejala autisme pada anak, jangan ragu untuk segera memeriksakan ke dokter.
Penanganan dini sangat diperlukan untuk mengurangi kesulitan berkomunikasi pada anak autisme dan memaksimalkan kelebihan yang dimiliki anak.
(*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Source | : | Kompas.com,Instagram,TribunJatim.com |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Irene Cynthia |