Laporan Wartawan Grid.ID, Nisrina Khoirunnisa
Grid.ID - Sudah bercerai sejak 2017 lalu, polemik hubungan Atalarik Syach dan Tsania Marwa masih berbuntut panjang sampai sekarang.
Baru-baru ini, Tsania Marwa melakukan eksekusi untuk penjemputan kedua anaknya di kediaman Atalarik Syach.
Namun, kedua anaknya justru menolak Tsania Marwa dan memilih untuk tetap tinggal bersama Atalarik Syach.
Hal itu tentu membuat Tsania Marwa tak terima dan semakin geram dengan Atalarik Syach.
Menurut Tsania, kedua anaknya sudah diprovokasi oleh Atalarik Syach agar tak ikut tinggal bersama ibunya.
Padahal, hak asuh anak jatuh di tangan Tsania Marwa.
Diwartakan Grid.ID sebelumnya, usai resmi bercerai, pengadilan menetapkan hak asuh anak yang jatuh ke tangan Tsania Marwa.
Sayangnya, Atalarik Syach justru merasa tak bersalah dan tetap melarang pertemuan Tsania Marwa dengan kedua anaknya, Syarif Muhammad Fajri dan Aisyah Shabira.
Hingga akhirnya, Tsania Marwah yang gagal menjemput kedua anaknya harus melakukan eksekusi, dibantu pihak kepolisian.
Atas tindakan Tsania Marwa yang dinilai terlalu gegabah, Atalarik Syach membuat surat terbuka.
Surat terbuka tersebut diunggah lewat akun Instagram pribadinya, Senin (3/5/2021).
Dalam surat terbuka yang dibuat Atalarik, mantan suami Tsania Marwa itu menentang perbuatan yang dilakukan oleh Tsania Marwa lewat eksekusi anak-anaknya.
Saat eksekusi penjemputan Tsania Marwa beserta pihak kepolisian berlangsung, Atalarik Syach sedang tak berada di rumah.
Kondisi tersebut membuat Atalarik pasrah dan miris karena tak tega anak-anaknya akan dieksekusi.
"Saya sudah sampai ke titik pasrah. Sedih dan miris hati saya membayangkan anak-anak saya akan dieksekusi," ujar Atalarik.
Tak hanya itu, Atalarik tak sampai hati mendengar kata-kata 'eksekusi' yang ditujukan untuk anak-anaknya.
"Selain istilah yang tak lazim karena lebih tepat diperuntukkan kepada benda daripada manusia, saya juga tidak mau kehadiran saya membingungkan anak-anak untuk mengambil keputusan," imbuh Atalarik.
Atalarik justru mengecam perbuatan puluhan pihak berwajib yang ikut serta dalam eksekusi tersebut.
Pasalnya, tindakan tersebut dapat membuat kondisi anak-anaknya tertekan, terutama menimbang usianya yang masih kecil.
"Tindakan Pengadilan Agama Cibinong adalah tindakan yang berlebihan dan memancing kerusuhan, juga terlebih ketegangan dan keresahan anak-anak saya yang mendapat tindakan eksekusi selama hampir 6 jam," tambah Atalarik.
Atalarik membela habis-habisan kondisi psikologis anak-anaknya, apalagi kedua buah hatinya yang sudah berulang kali menolak ajakan ibunya untuk tinggal bersama.
"Padahal anak-anak sudah berteriak puluhan kali menolak terang-terangan ikut ibunya," tukas Atalarik.
(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Instagram,Grid.ID |
Penulis | : | Nisrina Khoirunnisa |
Editor | : | Nesiana Yuko A |